Kamis, 05 Juni 2014

Sastra Anak



Sastra Anak

I.         PEMBUKA
1.1  Latar Belakang Masalah
Sastra adalah suatu bentuk karya, baik berupa lisan maupun tulisan yang memiliki makna dan keindahan tertentu.
Sedangkan sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.
Dunia sastra membawa banyak sekali manfaat. Selain dapat menambah kreatifitas, sastra juga dinilai mampu memberi pengaruh positif bagi perkembangan prestasi anak. Namun, apabila ingin mencapai tujuan tersebut, tentu saja dibutuhkan strategi atau cara pembelajaran yang tepat. Cara pembelajaran yang tepat akan membuat anak dapat menangkap materi apa yang disampaikan dalam sastra tersebut. Disini peran guru sangatlah penting. Karena gurulah yang akan bertindak sebagai penyampai materi sastra kepada anak – anak.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apakah pengertian, sifat, dan hakikat sastra anak ?
1.2.2        Bagaimanakah tingkatan anak dalam mengenali suatu sastra ?
1.2.3        Bagaimanakah karakteristik sastra anak ?
1.2.4        Apa sajakah fungsi dan manfaat dari sastra anak ?
1.2.5        Apa sajakah jenis – jenis sastra anak ?

II.      PEMBAHASAN
2.1  Pengertian, Sifat, dan Hakikat Sastra Anak
Sastra adalah karya seni imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa, dapat berbentuk tertulis maupun lisan ( Rene Wellek, 1989 ), sedangkan anak adalah manusia yang masih kecil ( KBBI, 1988 : 31 ).
Jadi secara sederhana istilah sastra anak dapat diartikan sebuah karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan dan bermediumkan bahasa, baik lisan maupun tulisan, yang dapat dipahami oleh anak – anak dan berisikan tentang dunia yang sangat dikenal oleh anak – anak.
Sifat yang sangat menonjol dari sastra anak adalah imajinatif atau fantasi. Sifat fantasi ini terwujud dalam eksplorasi dari yang serba mungkin dalam sastra anak. Anak menganggap segala sesuatu itu bernyawa, dan berjiwa seperti diri mereka sendiri.
Hakikat sastra anak adalah bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam alam kehidupan mereka.

2.2  Tingkatan Pengenalan Anak terhadap Suatu Sastra
2.2.1        Menurut Wardani ( 1981 ) tingkatan apresiasi sastra terdiri atas :
2.2.1.1  Tingkat menggemari, yang ditandai oleh adanya rasa tertarik kepada buku – buku sastra serta ingin untuk membacanya dengan sungguh – sungguh. Anak juga sudah mulai membuat kliping atau pustaka mini tentang karya sastra dalam berbagai bentuk.
2.2.1.2  Tingkat menikmati, yaitu anak mulai mengerti tentang sastra sehingga anak dapat menikmati serta merasakan nilai estetis suatu karya sastra.
2.2.1.3  Tingkat mereaksi, yaitu mulai ada keinginan untuk menyatakan pendapat tentang cipta sastra yang dinikmati. Misalnya menulis sebuah resensi.
2.2.1.4  Tingkat produktif, yaitu mulai ikut menciptakan suatu karya sastra dalam berbagai bentuk.
2.2.2        Tingkatan apresiasi sastra menurut P. Suparman (Tarigan, 2000) :
2.2.2.1  Tingkat penikmatan. Pada tingkat ini anak hanya sebatas menikmati, melihat, dan mendengarkan sastra yang ada.
2.2.2.2  Tingkat penghargaan. Anak sudah mulai bisa menentukan pesan dalam sebuah karya sastra, dan mengagumi suatu karya sastra.
2.2.2.3  Tingkat pemahaman. Setelah anak sudah dapat menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik suatu sastra, maka dengan sendirinya anak dapat mengemukakan amanat yang ada dalam suatu sastra.
2.2.2.4  Tahap penghayatan. Anak sudah dapat mengubah suatu bentuk sastra ke bentuk lainnya.
2.2.2.5  Tahap implikasi. Anak dapat mengaplikasikan isi sastra dalam kehidupannya sehari – hari.

2.3  Karakteristik Sastra Anak
Sastra anak secara umum mempunyai sejumlah ciri. Menurut Farris (1993) dan Akhadiah ( 1994 ), ciri ciri sastra anak meliputi :
2.3.1   Isi atau tema dekat dengan kehidupan anak.
2.3.2   Kesederhanaan penggunaan bentuk bahasa.
2.2.3 Tema sesuai dengan tingkat pengembangan psikologi anak.
Sarumpaet (1976) mengidentifikasi tiga ciri pembeda antara bacaan anak – anak dan bacaan dewasa. Ketiga ciri pembeda itu ialah :
2.3.1   Adanya unsur pantangan dan terapan
Maksudnya, dalam sastra anak, ada beberapa tema yang tidak boleh digunakan. Seperti tema tentang kekerasan, atau kesengsaraan. Fungsi terapan sendiri adalah fungsi yang sering dimanfaatkan untuk menampung kecenderungan penulisnya untuk menggurui ( Sarumpaet, 1976 ). Fungsi terapan dalam hal ini untuk menambah pengetahuan umum kepada anak.
2.3.2   Tema cerita anak – anak ditentukan berdasarkan pertimbangan nilai edukatif.
Tema – tema yang sesuai untuk prosa fiksi anak – anak adalah tema – tema yang menyajikan masalah – masalah  yang sesuai dengan kehidupan anak. Seperti kepahlawanan, kepemimpinan, suka duka, pengembaraan, dan lain - lain. Yang terpenting sastra anak harus bersifat afirmatif ( menimbulkan respons yang positif ).
2.3.3   Penyajian dengan gaya langsung
Cerita anak merupakan cerita yang singkat dan mengetengahkan jalinan peristiwa yang dinamis serta jelas sebab – sebabnya. Penggambaran tokoh juga harus jelas. Hal ini dapat diwujudkan melalui pengisahan dan dialog. Sehingga akan terwujudkan suasana dan tergambar tokoh – tokoh yang jelas sifat, peran, maupun fungsinya dalam cerita. Selain itu, latar cerita juga harus merupakan latar yang dekat dengan kehidupan anak sehari – hari. Selain itu, gaya bahasa dalam cerita anak umumnya dituturkan secara langsung, tidak berbelit – belit ( sederhana ), kalimatnya pendek – pendek, dan mudah dimengerti.
2.4      Fungsi dan Manfaat Sastra Anak
Fungsi sastra anak menurut fungsi pragmatiknya :
2.4.1   Fungsi pendidikan : Memberi banyak informasi, pengetahuan, meningkatkan daya kreatifitas anak, serta memberikan pendidikan moral pada anak.
2.4.2   Fungsi hiburan : Sastra anak memberikan kesenangan, kenikmatan, dan kepuasan pada diri anak.
Manfaat sastra anak menurut Moody dan Leslie S. ( dalam Wardani, 1981 ) :
2.4.1   Melatih keempat ketrampilan berbahasa
2.4.2   Menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup
2.4.3   Membantu mengembangkan pribadi
2.4.4   Membantu pembentukkan watak
2.4.5   Memberi kenyamanan
2.4.6   Meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru
Manfaat sastra menurut Huck :
2.4.1   Nilai personal : Memberi kesenangan, mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman yang dapat terhayati, mengembangkan pandangan ke arah persoalan kemanusiaan, menyajikan pengalaman yang bersifat emosional.
2.4.2   Nilai pendidikan : Membantu perkembangan bahasa, meningkatkan kelancaran dan kemahiran membaca, meningkatkan ketrampilan menulis, mengembangkan kepekaan terhadap sastra.

2.5      Jenis – Jenis Sastra Anak
Berdasarkan kehadiran tokoh utamanya, sastra anak dapat dibedakan atas tiga hal, yaitu :
2.5.1   Sastra anak yang mengetengahkan tokoh utama benda mati.
2.5.2   Sastra anak yang mengetengahkan tokoh utamanya makhluk hidup selain manusia.
2.5.3   Sastra anak yang menghadirkan tokoh utama yang berasal dari manusia itu sendiri.
Jenis sastra anak meliputi prosa, puisi, dan drama.
2.5.1        Puisi
Puisi adalah karya sastra yang berbentuk untaian bait demi bait yang relatif memperhatikan irama dan rima sehingga membentuk satu kesatuan yang indah.
Untuk puisi anak, ciri – cirinya adalah menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak, pesan yang terkandung bersifat transparan, isinya sesuai dengan kelompok umur anak, serta latar belakang puisi berupa lingkungan yang sesuai dengan anak. Jenis – jenis puisi anak :
2.5.1.1 Puisi naratif. Adalah puisi yang isinya berupa cerita. Penyair menyampaikan gagasannya dalam bentuk puisi dengan cara naratif yang di dalamnya tergambar ada pelaku yang berkisah. Contoh :
Sahabat
Kita berlari bersama menuju sekolah
Kita bermain bersama dengan tawa riang
Tak jarang kita berbeda pendapat dan saling diam
Tapi itu tak akan lama
Karena kita sahabat sejati
Yang selamanya akan tetap menjadi sahabat
2.5.1.2 Puisi lirik. Adalah puisi yang mengungkapkan gagasan pribadinya dengan cara tidak bercerita. Puisi lirik dapat berupa pengungkapan pujian terhadap seseorang. Contoh :
Ibu
Peluh keringat di keningmu, tak kau hiraukan
Lelah dan letih
Merambati sekujur tubuhmu
Lentik gemulai jemarimu
Menyentuh diri ini
Oh Ibu. . .
Aku tak mampu
Membalas jasamu
Hanya puisi singkat ini
2.5.1.3 Puisi deskriptif. Adalah puisi penyair yang mengungkapkan gagasannya dengan cara melukiskan sesuatu untuk mengungkapkan kesan, peristiwa, pengalaman, menarik yang pernah dialami. Contoh :
Gempa Bumi
Ketika bumi diguncang
Pohon-pohon turut bergoyang
Bangunan runtuh berjatuhan
Orang-orang berlari ketakutan
Sambil berdoa mencari perlindungan
Gempa bumi adalah gejala alam
Kehendak Allah Sang Pencipta alam
Mari sayangi alam
Karena kita sahabat alam 
2.5.2        Prosa
          Prosa adalah hasil karya sastra yang bersifat paparan atau berbentuk cerita. Menurut Hayim ( 1981 ), prosa untuk anak memiliki ciri – ciri :
2.5.2.1  Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa anak.
2.5.2.2  Isi cerita harus sesuai dengan tingkat umur dan perhatian anak.
2.5.2.3  Hendaknya jangan diberikan cerita bertemakan politik, tetapi mengutamakan pendidikan moral dan pembentukkan watak.
Sedangkan menurut Pramuki ( 2000 ) ciri prosa atau cerita anak adalah sebagai berikut :
2.5.2.1 Latar cerita dikenal baik oleh anak
2.5.2.2 Alurnya maju dan tunggal
2.5.2.3 Pelaku utamanya adalah anak – anak berjumlah 3 – 4 orang, dan karakternya dituliskan secara konkret
2.5.2.4 Tema cerita sederhana dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak
2.5.2.5 Amanat harus dapat membantu siswa memahami perbedaan, dan membentuk kepribadiaanya
2.5.2.6 Bahasanya mudah dipahami anak
 Prosa dibedakan menjadi beberapa jenis. Yaitu :
2.5.2.1 Prosa fiksi imajinatif
       Prosa fiksi adalah bentuk yang diciptakan berdasarkan kekuatan imajinasi pengarang sehingga membuat apa yang diceritakan seolah – olah benar – benar terjadi dalam dunia nyata. Contoh : Cerita Doraemon.
2.5.2.2  Fiksi Realistis
       Fiksi realistis adalah cerita yang disusun dengan tujuan menyampaikan sesuatu yang mengandung nilai – nilai kehidupan yang logis. Contoh :
2.5.2.3  Fiksi Sejarah
       Fiksi sejarah merupakan sebuah cerita nyata yang pernah terjadi di masa lalu, lantas di paparkan kembali di zaman modern.
2.5.2.4  Fiksi Fantasi / Fiksi Khayal
       Fiksi fantasi adalah fiksi yang menggabungkan unsur – unsur yang mungkin dan yang tidak mungkin untuk membuat hal yang tidak dapat dipercaya tampak dipercaya.
2.5.2.5  Fiksi IlmuPengetahuan
       Fiksi ilmu pengetahuan adalah subbagian cerita fantasi. Pada dasarnya, fiksi ilmu pengetahuan menekankan dasar – dasar hukum ilmiah dan kemajuan teknologi.
2.5.2.6  Fiksi Humor
       Adalah fiksi yang mutlak cerita lucu, konyol, atau unik yang memancing penontonnya untuk tertawa. Contoh : Cerita Si Kabayan.
2.5.3   Drama
Drama adalah salah satu karya sastra yang digunakan sebagai medium pengungkapan gagasan atau perasaan melalui serangkaian dialog antarpelaku dan adegan, yang tujuan utamanya untuk dipertunjukkan bukan untuk dibacakan.
Ciri drama untuk anak SD, tidak jauh berbeda dengan ciri prosa atau cerita untuk anak SD. Perbedaannya adalah dari segi dialog yang sederhana ( pendek – pendek ) dan jumlah adegan yang tidak berbelit – belit. Contoh drama anak :
LOMBA MENGGAMBAR

Dimas, Ino, Dicky, dan Irma adalah teman satu kelas di kelas II SDN Kutilang. Mereka akan mewakili sekolah mereka untuk mengikuti lomba menggambar.
Dimas  : “ Aku sepertinya tidak ikut lomba gambar kali ini. “
Irma     : ( Terkejut ) “ Kenapa? Biasanya kamu paling semangat. “
Dimas  : ( Sedih ) “ Hari itu mamaku ulang tahun. “
Ino       : “ Bilang saja sama Bu Ani kalau mamahmu ulang tahun. “
Dicky   : “ Tapi pasti Bu Ani tidak akan kasih ijin. Soalnya Dimas sudah beberapa kali jadi juara di lomba menggambar.”
Dimas  : ( Menangis ) “ Lalu bagaimana ? Huhu. ”
Irma     : ( Menenangkan Dimas ) “ Sudah jangan menangis. “
Ino       : “ Iya jangan nangis. Kita cari solusinya bersama.”
Dicky   : “ Kita ke kantor yuk. Bilang sama Bu Ani. Siapa tau kalau kita bilangnya rame - rame nanti dibolehin sama Bu Ani. “
Kemudian mereka berempat masuk ke ruang guru untuk meminta izin kepada Bu Ani. Setelah beberapa saat, mereka berempat keluar dari ruang guru dengan wajah yang ceria.
Dimas  : ( Wajah ceria ) “ Makasih ya. Berkat kalian, aku bisa ikut merayakan ulang tahun mamahku. “
Ino       : “ Iya sama – sama. Makanya kalau ada masalah jangan nangis dulu hehe. “
Dicky   : “ Iya, kan ada teman – temanmu yang selalu siap membantu. “
Irma     : “ Bener, Dim. Sebagai teman kita memang harus saling membantu, dan kalau ada masalah nanti diselesaikan bersama, jangan mudah putus asa dulu. Oke ? ”
Dimas, Ino, Dicky       : “ Siap Irma cerewet haha. “ ( Lalu berlari )
Irma yang sebal dikatakan cerewet oleh teman – temannyapun berlari mengejar Dimas, Ino, dan Dicky.

III.   PENUTUP
Simpulan
3.1    Sastra anak adalah sebuah karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan dan bermediumkan bahasa, baik lisan maupun tulisan, yang dapat dipahami oleh anak – anak dan berisikan tentang dunia yang sangat dikenal oleh anak – anak. Sifat yang sangat menonjol dari sastra anak adalah imajinatif atau fantasi. Hakikat sastra anak adalah bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam alam kehidupan mereka.
3.2    Pada dasarnya, tingkatan anak dalam mengenal suatu karya satra ada 3 tingkatan. Yaitu tingkatan mengenal, memahami, dan memproduksi ( menciptakan ).
3.3    Karatkteristik sastra anak adalah imajinatif, adanya unsur pantangan, sederhana, dan tema atau latar cerita sesuai dengan apa yang ditemui anak dalam kesehariannya.
3.4    Sastra anak memiliki fungsi pendidikan dan hiburan.
3.5    Jenis sastra anak secara umum ada tiga. Yaitu puisi, prosa, dan drama.
DAFTAR PUSTAKA

Faisal, M. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Kila, Petrus. 2012. Sastra Anak ( Bahasa Indonesia ). http://petruskila.blogspot.com/2012/05/sastra-anak-bahasa-indonesia.html Diakses pada Rabu, 11 September 2013 pukul 15. 20
Kurniawati. 2012. Puisi Singkat Untuk Ibu. http://niajankung.blogspot.com/2012/10/puisi-singkat-untuk-ibu.html. Diakses pada Rabu, 13 November 2013 pukul 20.00
Ochi, Nanda.  2012. Fiksi. http://ochiananda.blogspot.com/2012/07/fiksi.html Diakses pada Rabu, 11 September 2013 pukul 15. 18
Santosa, Puji. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wahidin, Dadan. 2009. Hakikat Sastra Anak. http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/18/hakikat-sastra-anak/ Diakses pada Minggu, 8 September 2013 pukul 09. 40

Tidak ada komentar:

Posting Komentar