Sastra Anak
I.
PEMBUKA
1.1 Latar
Belakang Masalah
Sastra adalah suatu bentuk karya, baik berupa lisan maupun tulisan yang memiliki makna
dan keindahan tertentu.
Sedangkan sastra anak adalah karya sastra
yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab
dengan anak-anak.
Dunia sastra membawa banyak sekali manfaat. Selain dapat menambah
kreatifitas, sastra juga dinilai mampu memberi pengaruh positif
bagi perkembangan
prestasi anak. Namun, apabila ingin mencapai tujuan tersebut, tentu saja dibutuhkan strategi atau cara
pembelajaran yang tepat. Cara pembelajaran yang tepat akan membuat anak dapat menangkap
materi apa yang disampaikan dalam sastra tersebut. Disini peran guru sangatlah penting. Karena
gurulah yang akan bertindak sebagai penyampai materi sastra kepada anak – anak.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1
Apakah
pengertian, sifat, dan hakikat sastra anak ?
1.2.2
Bagaimanakah
tingkatan anak dalam mengenali suatu sastra ?
1.2.3
Bagaimanakah karakteristik
sastra anak ?
1.2.4
Apa
sajakah fungsi dan manfaat dari sastra anak ?
1.2.5
Apa sajakah jenis
– jenis sastra anak ?
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, Sifat, dan Hakikat Sastra Anak
Sastra adalah
karya seni imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa,
dapat berbentuk tertulis maupun lisan ( Rene Wellek, 1989 ), sedangkan anak adalah manusia yang masih kecil (
KBBI, 1988 : 31 ).
Jadi
secara sederhana istilah sastra anak dapat diartikan sebuah karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan dan
bermediumkan bahasa, baik lisan maupun tulisan, yang dapat dipahami oleh anak –
anak dan berisikan tentang dunia yang sangat dikenal oleh anak – anak.
Sifat
yang sangat menonjol dari sastra anak adalah imajinatif atau fantasi. Sifat fantasi ini terwujud dalam
eksplorasi dari yang serba mungkin dalam sastra anak. Anak menganggap segala
sesuatu itu bernyawa, dan berjiwa seperti diri mereka sendiri.
Hakikat
sastra anak adalah bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan
tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam alam kehidupan
mereka.
2.2 Tingkatan Pengenalan Anak terhadap Suatu Sastra
2.2.1
Menurut
Wardani ( 1981 ) tingkatan apresiasi sastra terdiri atas :
2.2.1.1 Tingkat menggemari, yang ditandai oleh adanya rasa
tertarik kepada buku – buku sastra serta ingin untuk membacanya dengan sungguh
– sungguh. Anak juga sudah mulai membuat kliping atau pustaka mini tentang
karya sastra dalam berbagai bentuk.
2.2.1.2 Tingkat menikmati, yaitu anak mulai mengerti tentang
sastra sehingga anak dapat menikmati serta merasakan nilai estetis suatu karya
sastra.
2.2.1.3 Tingkat mereaksi, yaitu mulai ada keinginan untuk
menyatakan pendapat tentang cipta sastra yang dinikmati. Misalnya menulis
sebuah resensi.
2.2.1.4 Tingkat produktif, yaitu mulai ikut menciptakan suatu
karya sastra dalam berbagai bentuk.
2.2.2
Tingkatan
apresiasi sastra menurut P. Suparman (Tarigan, 2000) :
2.2.2.1 Tingkat penikmatan. Pada tingkat ini anak hanya sebatas
menikmati, melihat, dan mendengarkan sastra yang ada.
2.2.2.2 Tingkat penghargaan. Anak sudah mulai bisa menentukan
pesan dalam sebuah karya sastra, dan mengagumi suatu karya sastra.
2.2.2.3 Tingkat pemahaman. Setelah anak sudah dapat menentukan
unsur intrinsik dan ekstrinsik suatu sastra, maka dengan sendirinya anak dapat
mengemukakan amanat yang ada dalam suatu sastra.
2.2.2.4 Tahap penghayatan. Anak sudah dapat mengubah suatu bentuk
sastra ke bentuk lainnya.
2.2.2.5 Tahap implikasi. Anak dapat mengaplikasikan isi sastra
dalam kehidupannya sehari – hari.
2.3 Karakteristik
Sastra Anak
Sastra anak secara umum mempunyai sejumlah ciri. Menurut Farris (1993) dan Akhadiah
( 1994 ), ciri – ciri sastra anak meliputi
:
2.3.2
Kesederhanaan penggunaan bentuk bahasa.
2.2.3 Tema sesuai dengan tingkat pengembangan psikologi anak.
Sarumpaet (1976) mengidentifikasi tiga ciri pembeda antara
bacaan anak – anak dan bacaan dewasa. Ketiga ciri pembeda itu ialah :
2.3.1
Adanya unsur pantangan dan terapan
Maksudnya, dalam sastra anak, ada
beberapa tema yang tidak boleh digunakan. Seperti tema tentang kekerasan, atau
kesengsaraan. Fungsi terapan sendiri adalah fungsi yang sering dimanfaatkan untuk menampung kecenderungan
penulisnya untuk menggurui ( Sarumpaet,
1976 ). Fungsi
terapan dalam hal ini untuk menambah pengetahuan umum kepada anak.
2.3.2
Tema cerita anak – anak ditentukan berdasarkan pertimbangan
nilai edukatif.
Tema – tema yang sesuai untuk prosa fiksi anak – anak adalah tema – tema yang
menyajikan masalah – masalah yang sesuai
dengan kehidupan anak. Seperti kepahlawanan, kepemimpinan,
suka duka, pengembaraan, dan lain - lain. Yang terpenting sastra anak harus bersifat afirmatif
( menimbulkan respons yang positif ).
2.3.3
Penyajian dengan gaya langsung
Cerita anak merupakan cerita yang singkat dan mengetengahkan
jalinan peristiwa yang dinamis serta jelas sebab
– sebabnya. Penggambaran tokoh juga harus jelas. Hal ini dapat diwujudkan melalui
pengisahan dan dialog. Sehingga akan terwujudkan suasana dan tergambar
tokoh – tokoh yang jelas sifat, peran, maupun fungsinya dalam cerita. Selain itu, latar cerita
juga harus merupakan latar yang dekat dengan
kehidupan anak sehari
– hari. Selain itu, gaya bahasa dalam
cerita anak umumnya dituturkan secara langsung, tidak berbelit – belit ( sederhana
), kalimatnya pendek – pendek, dan mudah
dimengerti.
2.4
Fungsi dan
Manfaat Sastra Anak
Fungsi sastra anak menurut fungsi
pragmatiknya :
2.4.1
Fungsi
pendidikan : Memberi banyak informasi, pengetahuan, meningkatkan daya
kreatifitas anak, serta memberikan pendidikan moral pada anak.
2.4.2
Fungsi hiburan
: Sastra anak memberikan kesenangan, kenikmatan, dan kepuasan pada diri anak.
Manfaat sastra anak menurut Moody
dan Leslie S. ( dalam Wardani, 1981 ) :
2.4.1
Melatih keempat
ketrampilan berbahasa
2.4.2
Menambah
pengetahuan tentang pengalaman hidup
2.4.3
Membantu
mengembangkan pribadi
2.4.4
Membantu
pembentukkan watak
2.4.5
Memberi
kenyamanan
2.4.6
Meluaskan
dimensi kehidupan dengan pengalaman baru
Manfaat sastra menurut Huck :
2.4.1
Nilai personal
: Memberi kesenangan, mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman yang dapat
terhayati, mengembangkan pandangan ke arah persoalan kemanusiaan, menyajikan
pengalaman yang bersifat emosional.
2.4.2
Nilai
pendidikan : Membantu perkembangan bahasa, meningkatkan kelancaran dan
kemahiran membaca, meningkatkan ketrampilan menulis, mengembangkan kepekaan
terhadap sastra.
2.5
Jenis – Jenis Sastra Anak
Berdasarkan kehadiran tokoh utamanya, sastra anak dapat dibedakan atas tiga
hal, yaitu :
2.5.1
Sastra anak
yang mengetengahkan tokoh utama benda mati.
2.5.2
Sastra anak
yang mengetengahkan tokoh utamanya makhluk hidup selain manusia.
2.5.3
Sastra anak
yang menghadirkan tokoh utama yang berasal dari manusia itu sendiri.
Jenis sastra anak meliputi prosa, puisi, dan drama.
2.5.1
Puisi
Puisi adalah karya sastra yang berbentuk untaian bait demi bait yang
relatif memperhatikan irama dan rima sehingga membentuk satu kesatuan yang
indah.
Untuk puisi anak, ciri – cirinya adalah menggunakan bahasa yang mudah dipahami
anak, pesan yang terkandung bersifat transparan, isinya sesuai dengan kelompok
umur anak, serta latar belakang puisi berupa lingkungan yang sesuai dengan
anak. Jenis – jenis puisi anak :
2.5.1.1 Puisi naratif. Adalah puisi yang isinya berupa cerita. Penyair
menyampaikan gagasannya dalam bentuk puisi dengan cara naratif yang di dalamnya
tergambar ada pelaku yang berkisah. Contoh :
Sahabat
Kita berlari bersama menuju sekolah
Kita bermain bersama dengan tawa riang
Tak jarang kita berbeda pendapat dan saling diam
Tapi itu tak akan lama
Karena kita sahabat sejati
Yang selamanya akan tetap menjadi sahabat
2.5.1.2 Puisi lirik. Adalah puisi yang mengungkapkan gagasan pribadinya
dengan cara tidak bercerita. Puisi lirik dapat berupa pengungkapan pujian
terhadap seseorang. Contoh :
Ibu
Peluh keringat di keningmu, tak
kau hiraukan
Lelah dan letih
Merambati sekujur tubuhmu
Lentik gemulai jemarimu
Menyentuh diri ini
Oh Ibu. . .
Aku tak mampu
Membalas jasamu
Hanya puisi singkat ini
2.5.1.3 Puisi deskriptif. Adalah puisi penyair yang mengungkapkan
gagasannya dengan cara melukiskan sesuatu untuk mengungkapkan kesan, peristiwa,
pengalaman, menarik yang pernah dialami. Contoh :
Gempa Bumi
Ketika bumi diguncang
Pohon-pohon turut bergoyang
Bangunan runtuh berjatuhan
Orang-orang berlari ketakutan
Sambil berdoa mencari perlindungan
Gempa bumi adalah gejala alam
Kehendak Allah Sang Pencipta alam
Mari sayangi alam
Karena kita sahabat alam
Pohon-pohon turut bergoyang
Bangunan runtuh berjatuhan
Orang-orang berlari ketakutan
Sambil berdoa mencari perlindungan
Gempa bumi adalah gejala alam
Kehendak Allah Sang Pencipta alam
Mari sayangi alam
Karena kita sahabat alam
2.5.2
Prosa
Prosa adalah hasil karya sastra yang bersifat paparan atau berbentuk
cerita. Menurut Hayim ( 1981 ), prosa untuk anak memiliki ciri – ciri :
2.5.2.1
Bahasa yang
digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa anak.
2.5.2.2
Isi cerita
harus sesuai dengan tingkat umur dan perhatian anak.
2.5.2.3
Hendaknya
jangan diberikan cerita bertemakan politik, tetapi mengutamakan pendidikan
moral dan pembentukkan watak.
Sedangkan menurut Pramuki ( 2000 ) ciri prosa atau cerita anak adalah
sebagai berikut :
2.5.2.1 Latar cerita dikenal baik oleh
anak
2.5.2.2 Alurnya maju dan tunggal
2.5.2.3 Pelaku utamanya adalah anak –
anak berjumlah 3 – 4 orang, dan karakternya dituliskan secara konkret
2.5.2.4 Tema cerita sederhana dan
sesuai dengan tingkat perkembangan anak
2.5.2.5 Amanat harus dapat membantu
siswa memahami perbedaan, dan membentuk kepribadiaanya
2.5.2.6 Bahasanya mudah dipahami anak
Prosa dibedakan menjadi beberapa jenis. Yaitu
:
2.5.2.1 Prosa fiksi imajinatif
Prosa fiksi adalah bentuk yang diciptakan berdasarkan kekuatan imajinasi pengarang
sehingga membuat apa yang diceritakan seolah – olah benar – benar terjadi dalam dunia nyata. Contoh : Cerita Doraemon.
2.5.2.2
Fiksi Realistis
Fiksi realistis
adalah cerita yang disusun dengan tujuan
menyampaikan sesuatu yang mengandung nilai – nilai kehidupan yang logis. Contoh
:
2.5.2.3
Fiksi Sejarah
Fiksi sejarah
merupakan sebuah cerita nyata yang pernah
terjadi di masa lalu, lantas di paparkan kembali di zaman modern.
2.5.2.4
Fiksi Fantasi / Fiksi Khayal
Fiksi fantasi
adalah fiksi yang menggabungkan unsur – unsur yang mungkin dan yang
tidak mungkin untuk membuat hal yang tidak dapat dipercaya tampak dipercaya.
2.5.2.5
Fiksi IlmuPengetahuan
Fiksi ilmu
pengetahuan adalah subbagian cerita fantasi. Pada dasarnya, fiksi ilmu pengetahuan
menekankan dasar – dasar hukum ilmiah dan kemajuan teknologi.
2.5.2.6
Fiksi Humor
Adalah fiksi yang mutlak cerita lucu, konyol, atau unik yang memancing
penontonnya untuk tertawa. Contoh : Cerita Si Kabayan.
2.5.3
Drama
Drama adalah salah satu karya
sastra yang digunakan sebagai medium pengungkapan gagasan atau perasaan melalui
serangkaian dialog antarpelaku dan adegan, yang tujuan utamanya untuk
dipertunjukkan bukan untuk dibacakan.
Ciri drama untuk anak SD, tidak
jauh berbeda dengan ciri prosa atau cerita untuk anak SD. Perbedaannya adalah
dari segi dialog yang sederhana ( pendek – pendek ) dan jumlah adegan yang
tidak berbelit – belit. Contoh drama anak :
LOMBA MENGGAMBAR
Dimas, Ino, Dicky, dan Irma adalah teman satu kelas di kelas II SDN
Kutilang. Mereka akan mewakili sekolah mereka untuk mengikuti lomba menggambar.
Dimas : “ Aku sepertinya tidak ikut
lomba gambar kali ini. “
Irma : ( Terkejut ) “ Kenapa? Biasanya
kamu paling semangat. “
Dimas : ( Sedih ) “ Hari itu mamaku
ulang tahun. “
Ino : “ Bilang saja sama Bu Ani
kalau mamahmu ulang tahun. “
Dicky : “ Tapi pasti Bu Ani tidak akan
kasih ijin. Soalnya Dimas sudah beberapa kali jadi juara di lomba menggambar.”
Dimas : ( Menangis ) “ Lalu bagaimana
? Huhu. ”
Irma : ( Menenangkan Dimas ) “
Sudah jangan menangis. “
Ino : “ Iya jangan nangis. Kita
cari solusinya bersama.”
Dicky : “ Kita ke kantor yuk. Bilang
sama Bu Ani. Siapa tau kalau kita bilangnya rame - rame nanti dibolehin sama Bu
Ani. “
Kemudian mereka berempat masuk ke ruang guru untuk meminta izin kepada Bu
Ani. Setelah beberapa saat, mereka berempat keluar dari ruang guru dengan wajah
yang ceria.
Dimas : ( Wajah ceria ) “ Makasih ya.
Berkat kalian, aku bisa ikut merayakan ulang tahun mamahku. “
Ino : “ Iya
sama – sama. Makanya kalau ada masalah jangan nangis dulu hehe. “
Dicky : “ Iya,
kan ada teman – temanmu yang selalu siap membantu. “
Irma : “ Bener, Dim. Sebagai teman
kita memang harus saling membantu, dan kalau ada masalah nanti diselesaikan
bersama, jangan mudah putus asa dulu. Oke ? ”
Dimas, Ino, Dicky : “ Siap Irma
cerewet haha. “ ( Lalu berlari )
Irma yang sebal dikatakan cerewet oleh teman – temannyapun berlari mengejar
Dimas, Ino, dan Dicky.
III. PENUTUP
Simpulan
3.1
Sastra
anak adalah sebuah karya seni yang
imajinatif dengan unsur estetisnya dominan dan bermediumkan bahasa, baik lisan
maupun tulisan, yang dapat dipahami oleh anak – anak dan berisikan tentang
dunia yang sangat dikenal oleh anak – anak. Sifat yang sangat menonjol dari
sastra anak adalah imajinatif atau
fantasi. Hakikat sastra anak adalah bertumpu dan bermula pada penyajian nilai
dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam alam
kehidupan mereka.
3.2
Pada
dasarnya, tingkatan anak dalam mengenal suatu karya satra ada 3 tingkatan.
Yaitu tingkatan mengenal, memahami, dan memproduksi ( menciptakan ).
3.3
Karatkteristik
sastra anak adalah imajinatif, adanya unsur pantangan, sederhana, dan tema atau
latar cerita sesuai dengan apa yang ditemui anak dalam kesehariannya.
3.4
Sastra
anak memiliki fungsi pendidikan dan hiburan.
3.5
Jenis
sastra anak secara umum ada tiga. Yaitu puisi, prosa, dan drama.
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, M. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Kila, Petrus. 2012. Sastra Anak ( Bahasa Indonesia ). http://petruskila.blogspot.com/2012/05/sastra-anak-bahasa-indonesia.html Diakses pada Rabu, 11 September 2013 pukul 15. 20
Kurniawati. 2012. Puisi
Singkat Untuk Ibu. http://niajankung.blogspot.com/2012/10/puisi-singkat-untuk-ibu.html. Diakses pada Rabu, 13
November 2013 pukul 20.00
Ochi, Nanda. 2012. Fiksi.
http://ochiananda.blogspot.com/2012/07/fiksi.html Diakses pada Rabu, 11
September 2013 pukul 15. 18
Santosa, Puji. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Wahidin, Dadan. 2009. Hakikat
Sastra Anak. http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/18/hakikat-sastra-anak/ Diakses pada Minggu, 8 September 2013 pukul 09. 40
Tidak ada komentar:
Posting Komentar