PERMASALAHAN PENDIDIKAN MELIPUTI
KETERKAITAN ANTARA JENIS MASALAH DAN KEBIJAKAN
MAKALAH
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar
Ilmu Pendidikan
Dosen
Pembimbing : Dra. Tri Murtiningsih, M. Pd.
Oleh
:
1. Apriyani
Parawitasiwi 1401413078
2. Anissa
Tri Rahmawati 1401413092
3. Ahsinunnikmah 1401413108
Rombel
02
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2013
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan
mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah
pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman
selalu memunculkan persoalan-persoalan atau permasalahan baru yang tidak pernah
terpikirkan sebelumnya.
Permasalahan
adalah suatu hal yang mengganggu jalannya suat system, dan dibutuhkan solusi
untuk mengatasinya. Untuk mengatasi permasalahan pedidikan dibutuhkan sebuah
kebijakan.
Kebijakan
adalah suatu program yang dirancang oleh berbagai pihak terkait dengan tujuan
untuk mengatasi permasalahan yang muncul agar dapat dihilangkan, sehingga
sistem kembali berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dari waktu ke waktu pendidikan di Indonesia
terus mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan cita-cita
bangsa Indonesia. Dan setiap kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pihak terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan tidak
pernah lepas dari segala problematika yang ada.
Tidak
hanya itu, kebijakan pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan juga
akan menimbulkan masalah pendidikan di berbagai daerah di Indonesia. Hampir
seluruh permasalahan aspek pendukung pendidikan di Indonesia pasti memiliki
keterkaitan dengan kebijakan yang sedang berlaku. Baik dari segi tenaga
pendidik, sarana dan prasarana bahkan kualitas siswa sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kebijakan di bidang
pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia ?
2. Apa saja permasalahan pendidikan
yang ada di Indonesia?
3. Apa hubungan permasalahan pendidikan
dengan kebijakan yang ada di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui
kebijakan pendidikan yang ada di Indonesia.
2. Mengetahui
permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia.
3. Mengetahui
keterkaitan antara permasalahan dan kebijakan pendidikan yang ada di Indonesia.
II.
PEMBAHASAN
1. Kebijakan
Pendidikan di Indonesia
Dewasa ini
masyarakat mulai paham akan pentingnya pendidikan di Indonesia akibat dari
banyaknya permasalahan pendidikan yang masih saja dihadapi Indonesia. Harapan
akan pendidikan yang lebih baik terus saja mereka harapkan melalui
kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pihak terkait, dalam hal ini Dinas
Pendidikan.
Dari awal
kemerdekaan banyak sekali kebijakan yang telah ditetapkan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Kebijakan itu antara lain :
a. Repelita I :
1. Program pendidikan secara horizontal
lebih diarahkan pada kebutuhan pendidikan dan latihan untuk sector-sektor
pembangunan yang di prioritaskan.
b. Repelita II
1. Melakukan pemerataan dalam
memperoleh kesempatan pendidikan.
c. Repelita III
1. Menyediakan fasilitas belajar pada
pendidikan dasar dan penampungan lulusan pada tingkat pendidikan yang lebih
tinggi.
d. Repelita IV
1. Pendidikan
seumur hidup.
2. Pendidikan semesta menyeluruh dan terpadu.
3. Pendidikan
yang membina kemajuan adat, budaya dan persatuan.
e.
Repelita V
1. Meningkatkan pembudayaan nialai-nilai
pancasila.
2. Meningkatkan mutu pendidikan.
3. Meningakatkan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan.
4. Menata kembali pendidikan guru dan tenaga
pendidik lainnya.
5. Melaksanakan penelitian dan
pengembangan pendidikan dan kebudayaan.
6. Penyeragaman mutu pendidikan.
f.
Kebijakan
yang diambil berdasarkan GBHN 1999-2004
1.
Mengupayakan
perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi.
2.
Meningkatkan
kemampuan akademik dan professional, serta meningkatkan jaminan kesejahteraan
tenaga pendidikan.
3.
Melakukan
pembaharuan dan pemantapan system pendidikan.
4.
Memberdayakan
lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan.
5.
Meningkatkan
kualitas lembaga pendidikan.
6.
Mengembangkan
SDM sedini munkin serta terarah.
7.
Meningkatkan
penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan iptek.
2. Permasalahan Pendidikan
Permasalahan pendidikan di Indonesia sangat beragam. Namun
dari berbagai permasalahan yang ada terdapat 5 permasalahan yang sangat dominan
dan sampai sekarang sulit diatasi. Adapun 5 permasalahan tersebut antara lain
sebagai berikut :
a. Kualitas Pendidikan
Penduduk Indonesia yang pada tahun1990
berjumlah 184 juta, dengan komposisi 72 % tamat SD kebawah dan 4% bekerja
disektor primer (dimana sekitar 29 % menganggur tak kentara) jelas menjadi
beban pembangunan. Pada pembangunan jangka panjang tahap II pendidikan menjadi sarana utama dan pertama
dalam mendukung keberhasilan pembangunan.
Kualitas pendidikan yang mampu menyumbang nilai tambah, sehingga mampu memacu pertumbuhan ekonomi. Sungguh sulit untuk menetepkan karakteristik yang digunakan untuk mengukur kualitas pendidikan, namun beberapa indikator dapat digunakan sebagai rambu rambu untuk mengukur kualitas pendidikan kita.
Kualitas pendidikan yang mampu menyumbang nilai tambah, sehingga mampu memacu pertumbuhan ekonomi. Sungguh sulit untuk menetepkan karakteristik yang digunakan untuk mengukur kualitas pendidikan, namun beberapa indikator dapat digunakan sebagai rambu rambu untuk mengukur kualitas pendidikan kita.
Beberapa Indikator yang dimaksud
meliputi :
1. Mutu guru yang masih rendah ada
di semua jenjang pendidikan
2. Alat proses bantu mengajar
seperti uku teks, peralatan labortorium dan bengkel kerja yang belum memadai
3. Tidak meratanya kualitas lulusan
yang dihasilkan untuk semua jenjang pendidikan
Hal ini
tergantung pula pada besarnya dukungan anggaran yang diperuntukan bagi
pendidikann per unit maupun alokasi dana bagipendidikan dari APBN yang ada.
Dengan demikian kalau kita ingin meningkatkan kualitas pendidikan, dukungan
anggaran masih perlu ditingkatkan, disamping perlu berupaya meningkatkan
efisiensi pendidikan sekaligus mengejar efisiensi eksternalnya.
b. Relevasi Pendidikan
Untuk mengejar kemampuan unggul atau “Comperative
Advantages” fungsi pendidikan dalam pembangunan ini perlu dialihkan dari fungsi
kesejahteraan rakyat menjadi pemberian beban untuk meningkatkan kualitas
manusia dan masyarakat agar memberi nilai tambah yang unggul komperatif,
artinya produk tenaga kerja Indonesia mampu bersaing di pasar kerja, baik dalam
makna ekonomic, kultural maupun idiil. (Noeng Muhadjir 1900:27)
Wardiman
Djojonegoro ia menyatakan bahwa dunia pendidikan indonesia sampai sekarang
masih mengalami krisis yang berkisar pada relevansi pendidikan dan mutu
pendidikan. Kritik yang dilontarkan adalah bahwa lembaga pendidikan di
indonesia dinilai tidak dapat mencetak luluasan yang siap pakai,tidak adanya
kesesuaian antara output pendidikan dengan tuntunan perkembangan ekonomi akan
mengakibatkan kesenjangan okupasional. Menurut Riswanto (1993) masalah tidak
relevanya pendidikan kita bukan hanya disebabkan oleh adannya kesenjangan antara
“supply” sistem pendidikan dan “demand” tenaga yang dibutuhkan oleh berbagai
sektor ekonomi, tetapi juga disebabkan olehketidaksesuain isi kurikulum sistem
pendidikan kita diberbagai jenjang pendidikan dengan perkembangan deferensiasi
lapangan pekerjaan didunia usaha dan perkembangan iptek.
c. Elitisme
Yang dimaksud elitisme dalam pendidikan
ialah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah menguntungkan
kelompok masyarakat yang kecil atau yang mampu ditinjau dari segi ekonomi.
d.
Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan di Indonesia belum begitu baik.
Lembaga pendidikan kita dibentuk berdasarkan fungsi dan peranan pendidikan yang
ketinggalan zaman. Tilaar (1994) mengatakan bahwa pengelolaan sistem pendidikan
di Indonesia, termasuk lembaga dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
perlu ditata kembali atau direstrukturisasi.
e.
Pemerataan pendidikan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk
memajukan bangsa dan kebudayaan nasional. Masalah pemerataan pendidikan adalah
persoalan bagaimana system pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan,
sehingga pendidikan ini menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia
untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan ini timbul apabila masih banyak
warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung di dalam
system atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang
tersedia. Minat dan kemampuan anak, keperluan tenaga kerja dan keperluan
pengembangan masyarakat, kebudayaan, ilmu dan teknolohi.
3. Keterkaitan
antara Permasalahan dan Kebijakan Pendidikan
Dari berbagai permasalahan pendidikan
yang ada di Indonesia sekarang ini tentunya tidak lepas dari kebijakan yang
ada. Setiap kebijakan yang ada mempunyai dampak sendiri-sendiri, baik dampak
positif maupun negatif.
Permasalahan pendidikan yang ada di
Indonesia terjadi karena ada ketidak pastian dari kebijakan yang dibuat.
Terlalu banyak kebijakan yang digunakan tanpa ada hasil yang maksimal. Tidak
adanya kebijakan yang berkelanjutan juga menjadi penyebab permasalahan yang
timbul. Banyak tenaga pendidik yang kurang mumpuni untuk setiap kebijakan.
Sarana dan prasarana juga kurang mendukung.
Penyesuaian kebijakan yang tidak mudah
dan cepatnya pergantian tidak jarang mengakibatkan pengangguran yang
menyebabkan tumbuhnya anggapan dalam diri masyarakat bahwa pendidikan itu hanya
memusingkan kepala dan menambah beban hidup. Sehingga kesadaran untuk menempuh
pendidikan dikalangan masyarakat Indonesia sangat sedikit.
Kebijakan yang ada selama ini hanya terfokus dalam
usaha peningkatan mutu pendidikan, peningkatan mutu tenaga pendidik,
peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, pemerataan pendidikan. Namun tidak
ada langkah kongkret untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Dari hal paling
mendasar bagi kemajuan pendidikan dan rencana pembangunan yaitu kesadaran
pentingnya pendidikan oleh kalangan menengah kebawah sangat sedikit mendapat
perhatian.
Selama ini kebijakan pendidikan hanya
terfokus pada daerah-daerah tertentu dan daerah yang mudah dijangkau. Untuk
menilai keberhasilan kebijakan pendidikan pun hanya diterapkan di kota-kota
besar saja. Hal ini mengakibatkan daerah terpencil di Indonesia semakin
mengalami ketertinggalan yang sangat memprihatinkan.
Indonesia yang memiliki wilayah yang
luas dan beraneka ragam budaya yang tentunya berpengaruh terhadap SDM (Sumber
Daya Manusia) ditiap-tiap daerah tentunya membutuhkan penanganan khusus dan
berbeda. Diperlukan kebijakan pendidikan yang disesuaikan dengan permasalahan
yang dihadapi di tiap-tiap daerah.
Kebijakan di bidang pendidikan yang
dibuat pemerintah juga terkesan jalan ditempat. Hal ini terjadi karena tidak
adanya pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut. Padahal pengawasan
terhadap suatu kebijakan sangatlah penting. Tanpa adanya pengawasan, kebijakan
akan sia – sia dan hanya akan menjadi pajangan semata.
Pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan pemerintah, harus dilakukan oleh berbagai pihak. Jadi tidak semata –
mata semua beban, mulai dari pembuatan kebijakan hingga pengawasan
pelaksanaannya di pegang oleh pemeritah Indonesia.
III.
Simpulan
Permasalahan dan kebijakan mempunyai
kaitan yang sangat erat. Dalam setiap kebijakan mempunyai permasalahan yang
akan ditimbulkan masing-masing. Begitu pula dalam menentukan kebijakan dalam
pendidikan harus mengetahui permasalahan yang dihadapi sebenarnya agar
kebijakan yang ditetapkan benar-benar sesuai dan mampu mengatasi permasalahan
yang sedang ada dan dihadapi. Bukan malah menambah permasalahan yang sedang
dihadapi sehingga menjadi benang kusut dalam pendidikan yang tidak akan pernah
bisa terurai.
IV.
Saran
Dalam hal pembuatan
kebijakan di bidang pendidikan, perlu adanya hal – hal yang harus diperhatikan.
Mulai dari peninjauan permasalahan. Harus diketahui mana permasalahan yang
mendesak, dan harus segera diselesaikan. Kemudian perlu diadakan juga
sosialisasi setiap dikeluarkannya kebijakan pendidikan yang baru. Setelah itu
pengawasan dari berbagai pihak juga harus dilaksanakan selama kebijakan
pendidikan diterapkan.
Alangkah baiknya,
apabila saat pemerintah mengeluarkan kebijakan pendidikan yang baru, perlu
diadakan sosialisasi terlebih dahulu, dan di terapkan secara bertahap. Hal ini
dimaksudkan agar kebijakan baru tidak terkesan terburu – buru, dan kebijakan
yang lama tetap berkelanjutan dan mencapai tujuan semula saat kebijakan itu
dibuat.
V.
Daftar Pustaka
http://muhammadalmustofa.wordpress.com/2011/04/03/program-pembangunan-nasional-propenas/
Diakses pada hari Minggu, 8 September 2013 pukul 4. 40 am
http://www.bappenas.go.id/node/42/320/program-pembangunan-nasional-2000-2004-propenas-/
Diakses pada hari Minggu, 8 September 2013 pukul 4. 00 am
Munib,
Ahmad. 2010. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang
: UPT MKK UNNES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar