Kamis, 05 Juni 2014

Laporan Observasi Idul Adha



KEGIATAN SOSIAL HARI RAYA IDUL ADHA
DI MASJID NURUL HUDA, WONOTINGAL, CANDISARI, SEMARANG

LAPORAN OBSERVASI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kajian IPS SD
Dosen Pembimbing : Drs. Susilo, M. Pd.

Oleh :
AHSINUNNIKMAH
1401413108

ROMBEL : 02
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
 
Kegiatan Sosial Hari Raya Idul Adha di Masjid Nurul Huda, Wonotingal, Candisari, Semarang

I.         Latar Belakang
Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu hari raya bagi umat Islam, selain hari raya Idul Fitri. Hari Raya Idul Adha tahun ini jatuh pada tanggal 15 Oktober 2013. Pada hari ini, diperingati peristiwa qurban. Yaitu ketika Nabi Ibrahim yang bersedia mengorbankan putranya, Ismail, untuk Allah SWT, kemudian diganti dengan seekor domba.
Seluruh umat Islam di Indonesia biasanya memeringati hari raya Idul Adha dengan shalat Ied berjamaah di pagi hari, seperti pada saat merayakan Idul Fitri. Setelah menunaikan shalat, dilakukan penyembelihan hewan kurban.
Hewan qurban dapat berupa domba, unta, sapi, kambing, dan lain – lain. Tetapi pada umumnya, di Indonesia hewan qurban berupa kambing dan sapi.
Hewan yang akan di qurbankan didapat dari sumbangan atau sedekah. Dimana setiap satu ekor sapi ada 7 orang yang berqurban. Tetapi untuk seekor kambing, hanya boleh satu orang saja yang berqurban.
Jika dilihat dari sisi keagamaan, orang – orang yang menyumbang ini dikatakan bersedekah dan akan menerima ganjaran berupa pahala. Tetapi apabila kita lihat dari segi sosial, mereka memiliki rasa sosial yang tinggi. Karena dengan menyumbang hewan qurban, mereka juga ikut membantu orang – orang di sekitarnya yang kurang mampu dengan membagi – bagikan daging dari hewan qurban tersebut. Karena bagaimanapun sebagai mahluk sosial, manusia memiliki keinginan untuk membantu sesamanya. Pada hari raya Idul Adha inilah mereka memiliki kesempatan untuk membantu sesama, dan kesempatan untuk menunaikan ibadah dengan ganjaran berupa pahala.
Pada hari raya Idul Adha, masyrakatpun bantu membantu dalam proses penyembelihan dan pendistribusian daging qurban. Hal ini menunjukkan bahwa Idul Adha dapat meningkatkan rasa kegotong royongan antarwarga.
Untuk memastikan bahwa kegiatan Idul Adha benar – benar seperti itu, maka saya mengobservasi pelaksanaan kegiatan Idul Adha di Masjid Nurul Huda, Wonotingal, Candisari, Semarang.

II.      Pembahasan
Pelaksanaan kegiatan hari raya Idul Adha di Masjid Nurul Huda, Wonotingal, Candisari, Semarang :
     Hari / tanggal  : Selasa, 15 Oktober 2013
     Waktu             : 06. 10 – selesai
     Tempat            : Halaman Masjid Nurul Huda, Wonotingal, Candisari, Semarang
Urutan kegiatan hari raya Idul Adha :
Waktu
Kegiatan
06. 10 – 06. 40
Shalat Idul Adha berjamaah dan dilanjutkan mendengarkan khotbah
07. 00 – 07. 30
Persiapan panitia untuk menyembelih hewan qurban
07. 30 – 11. 30
Penyembelihan, pemotongan, dan penimbangan hewan qurban
11. 30 – 12. 30
Pendistribusian hewan qurban
12. 30 – 13. 30
Panitia beristirahan dan makan bersama

1.      Kegiatan awal ( Shalat Id Berjamaah dan Ceramah )
Kegiatan awal yaitu Shalat Id berjamaah berlangsung khusyuk. Dilaksanakan tepat pada pukul 07. 00 WIB. Dimana Shalat Id diimami oleh Kepala Kelurahan Wonotingal, Bapak Merry Suwito. Sekitar 300 warga menunaikkan shalat Id di halaman masjid Nurul Huda.
Setelah Shalat Id berjamaah selesai dilaksanakan, seluruh jamaah mendengarkan ceremah yang juga disampaikan oleh Kepala Kelurahan Wonotingal, Bapak Merry Suwito.
Isi ceramah :
Pada saat hari raya Idul Adha datang, banyak orang berlomba – lomba untuk berqurban. Namun, perlu kita cermati bahwa qurban yang kita lakukan haruslah dengan niat beribadah, bukan karena ingin riya atau pamer.
Berqurbanpun dapat kita lakukan dengan banyak cara. Bukan hanya dengan mengeluarkan uang untuk membeli sapi atau kambing. Tetapi berqurban juga dapat kita lakukan dengan cara menjadi panitia Idul Adha. Sehingga kita juga mengorbankan tenaga dan waktu kita. Dan harus kita ingat, bahwa nilai pengorbanan tidak dilihat dari banyaknya kita berkorban ( kuantitas ) tetapi dilihat dari kualitas pengorbanan yang kita laksanakan.
Hikmah – hikmah Idul Adha :
1)      Berqurban sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita
2)      Berqurban juga dapat menghilangkan sisi hewani yang dimiliki manusia. Sisi hewani ini maksudnya adalah sifat – sifat tercela yang terkadang muncul dari diri seseorang
3)      Berqurban memiliki nilai sosial. Dimana setiap muslim ingin membantu sesamanya.
2.      Banyaknya hewan qurban
Di Masjid Nurul Huda, Wonotingal, Candisari, Semarang terdapat hewan qurban sebagai berikut :
1)      3 ekor sapi yang di sumbangkan oleh :

a.       Bapak Wahmani
b.      Bapak Subur
c.       Bapak Kofani
d.      Bapak Ariyantono
e.       Bapak Sokiman
f.       Bapak Jumbadi
g.      Ibu Rahma
h.      Bapak Untung
i.        Bapak Eko
j.        Bapak Jupri
k.      Bapak Heru
l.        Ibu Diyah
m.    Ibu Ratna
n.      Bapak Sarino
o.      Bapak Rahmat
p.      Bapak Wahyuni
q.      Bapak Sugito
r.        Bapak Budi
s.       Bapak Amir
t.        Bapak Jamari
u.      Bapak Samino


2)      6 ekor kambing yang di sumbangkan oleh :
a.       Ibu Suyoko
b.      Bapak Sutopo
c.       Bapak Paryanto
d.      Ibu Waginah
e.       Ibu Indah Haryanti
f.       Ibu Painem
Dari banyaknya hewan qurban yang ada, membuktikan bahwa masih adanya rasa sosial yang tinggi antarwarga. Mereka bersedia berqurban atau menyedekahkan hartanya untuk beribadah, beramal, dan membantu sesamanya yang kurang mampu. Sehingga dari segi menolong sesama, kegiatan Idul Adha di Masjid Nurul Huda ini sudah mencapai tujuannya.
3.      Penyembelihan dan pemotongan hewan qurban
Penyembelihan hewan qurban juga dilaksanakan secara gotong royong. Karena tidak mungkin apabila seekor sapi disembilih oleh satu orang saja. Kurang lebih 10 orang yang terlibat dalam penyembelihan hewan qurban di Masjid Nurul Huda.
Setelah disembelih, hewan qurban akan dipotong – potong untuk memudahkan penimbangan dan pendistribusiannya. Panitia bersama – sama memotong daging qurban di halaman masjid. Setelah dipotong, daging ditimbang ½ kg untuk kemudian dibagi – bagikan kepada warga yang membutuhkan.
Hal ini mencerminkan bahwa di daerah saya, hari raya Idul Adha menambah rasa kegotong royongan dan kerjasama anatarwarga. Sehingga tercipta juga warga yang memiliki rasa sosial yang tinggi, karena serangkaian kegiatan di hari Idul Adha ini, membuat mereka semakin menyadari bahwa mereka adalah mahluk sosialis yang tidak dapat hidup tanpa bantuan dari orang lain.

4.      Pendistribusian hewan qurban
Di Masjid Nurul Huda, pendistribusian daging dilakukan dengan dua cara. Yaitu :
1)      Dengan membagikan kupon.
Pembagian kupon ini dilakukan untuk menghindari adanya warga yang mendapatkan jatah daging berlipat. Karena apabila hal tersebut terjadi, maka bisa saja warga yang lebih membutuhkan justru tidak mendapat bagian dagingnya.
Warga yang mendapatkan kuponpun di data terlebih dahulu oleh ketua RT setempat.
Suasana pembagian daging di Masjid Nurul Huda berlangsung tertib meskipun banyak sekali warga yang datang. Warga sudah menyadari benar bahwa dalam pengambilan daging qurban mereka harus mengantri. Mendahulukan siapa yang datang lebih awal, sehingga tidak terjadi desak – desakkan.
Susana tertib ini juga tercipta karena jumlah panitia yang mencukupi dan kinerja mereka yang solid. Mereka saling bantu membantu saat banyak warga yang datang untuk menukarkan kuponnya dengan daging qurban.
Berikut data warga penerima daging qurban Masjid Nurul Huda
Penerima
Jumlah
RT 01 / III
80 bks
RT 04 / III
79 bks
RT 01 / IV
46 bks
RT 10 / IV
32 bks
RT 02 / IV
12 bks
RT 08 / IV
46 bks
RT 07 / IV
20 bks
Amil
50 bks
Sabilillah
12 bks
Guru SD dan TK
21 bks
H. untung Mardono
10 bks

2)      Dengan mendatangi langsung ke rumah – rumah warga
Selain dengan menggunakan kupon, daging qurban juga didistribusikan dengan cara mendatangi secara langsung rumah – rumah warga. Biasanya panitia akan mengantarkan daging qurban ke rumah warga yang dinilai warga tersebut sudah tidak mampu lagi berjalan ke masjid, dan ke rumah warga yang dinilai sebagi pemuka agama di daerah tersebut ( Ustadz, dan sebagainya ).

III.   Penutup
Dari observasi kegiatan Idul Adha di Masjid Nurul Huda yang telah saya lakukan, di dapatkan beberapa simpulan. Yaitu, “ melalui serangkaian kegiatan hari raya Idul Adha, selain dapat meningkatkan pahala yang kita peroleh, juga dapat meningkatkan sifat sosialis diantara warga. Mereka dapat mempererat tali persaudaraan, meningkatkan rasa kegotong royongan, dan meningkatkan kesadaran untuk saling membantu sesama mereka yang membutuhkan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar