Ragam Bahasa Indonesia
PEMBUKA
A.
Latar
Belakang
Sejak dahulu sampai sekarang Bangsa Indonesia dikenal
sebagai bangsa yang kaya akan sumber daya alamnya. Maka dari itu banyak
bangsa-bangsa besar diluar sana terutama bangsa-bangsa besar dari Eropa yang
berdatangan untuk mengeksploitasi sumber
daya alam yang ada di Indonesia. Tidak hanya kaya akan sumber daya alam, di
berbagai belahan dunia, Indonesia dikenal dengan negara seribu pulau. Dan dari
jutaan pulau yang tersebar di seantero nusantara itu munculah jutaan
kebuadayaan di Negara Indonesia. Tak hanya kaya akan kebudayaan, Bangsa
Indonesia juga memiliki segudang Bahasa yang berbeda-beda dari Sabang sampai
Merauke. Namun tetap saja, Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu yang memang
sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda
menjajah Indonesia.
Akan tetapi kebanyakan orang tidak menggunakan Bahasa ini
sesuai dengan tata cara dan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Baik secara
lisan maupun tulisan. Salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu
sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh
karena pentingnya pengetahuan tentang ragam bahasa untuk mempelajari bahasa
indonesia secara menyeluruh sangat dibutuhkan terutama untuk generasi muda yang
akan datang. Sehingga akan terciptanya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar yang berfungsi untuk menunjukkan identitas bangsa itu sendiri.
Pentingya bahasa Indonesia ini menyebabkan semua rakyat
perlu mempelelajari bahasa Ibu ini. Ragam
bahasa merupakan bahasan dalam bahasa Indonesia. Dimana ragam bahasa
merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan
dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam
bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Perumusan
Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai
berikut:
- Pengertian ragam bahasa.
- Macam-macam ragam bahasa.
- Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media.
- Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur.
- Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan.
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah tentang ragam bahasa ini adalah
untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Ragam Bahasa sertma berbagai macam
ragam bahasa.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990).
Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai
prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya
ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di
dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau
ragam bahasa resmi.
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan
pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan
bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor,
atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi
tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut
menggunakan bahasa baku.
B.
Macam-macam
ragam Bahasa Indonesia
Dapat kita ketahui bahwa Ragam
Bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu berdasarkan media, berdasarkan cara
pandang penutur dan berdasarkan topik
pembicaraan.
1)
Ragam
Bahasa Indonesia berdasarkan media
· Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai
bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang
berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah; dan ragam
lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau
dalam kesempatan nonformal lainnya.
Ciri-ciri
ragam lisan:
a. Memerlukan orang kedua atau teman
bicara.
b. Tergantung
situasi, kondisi, ruang dan waktu.
c. Tidak harus
memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d. Berlangsung
cepat.
e. Sering dapat
berlangsung tanpa alat bantu.
f. Kesalahan dapat
langsung dikoreksi.
g. Dapat dibantu
dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
· Ragam Tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang
tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non
standar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks,
majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis
nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
Ciri-ciri ragam tulis :
a. Tidak memerlukan orang kedua atau
teman bicara.
b. Tidak
tergantung kondisi, situasi dan ruang serta waktu.
c. Harus memperhatikan unsur gramatikal.
d. Berlangsung
lambat.
e. Selalu memakai
alat bantu.
f. Kesalahan tidak
dapat langsung dikoreksi.
g. Tidak dapat
dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contoh
perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa
dan kosa kata) :
ü Tata Bahasa (Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat,
Kosa Kata)
a. Ragam bahasa lisan:
- Nia
sedang baca surat kabar.
- Ari mau
nulis surat.
- Tapi kau
tak boleh nolak lamaran itu.
- Mereka
tinggal di Menteng.
- Jalan
layang itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
- Saya
akan tanyakan soal itu.
b. Ragam bahasa tulis:
- Nia
sedangmembaca surat kabar.
- Ari mau menulis surat.
- Namun,
engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
- Mereka
bertempat tinggal di Menteng.
- Jalan
layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
- Akan
saya tanyakan soal itu.
ü Kosa kata
a. Ragam Lisan
- Ariani
bilang kalau kita harus belajar.
- Kita
harus bikin karya tulis.
- Rasanya
masih terlalu pagi buat saya, Pak.
b. Ragam Tulis
- Ariani
mengatakan bahwa kita harus belajar.
- Kita
harus membuat karya tulis.
- Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak.
Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah
ragam bahasa standar, semi standar dan nonstandar. Bahasa ragam standar
memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi,
kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga
memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan
perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi,
1998: 14).
Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar
dilakukan berdasarkan:
1. Topik yang sedang dibahas.
2. Hubungan antarpembicara.
3. Medium yang digunakan.
4. Lingkungan
5. Situasi saat pembicaraan terjadi.
Ciri yang membedakan antara ragam
standar, semi standar dan nonstandard adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan kata sapaan dan kata
ganti.
2. Penggunaan kata tertentu.
3. Penggunaan imbuhan.
4. Penggunaan kata sambung (konjungsi).
5. Penggunaan fungsi yang lengkap.
Penggunaan kata sapaan dan kata ganti
merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam nonstandar yang sangat menonjol.
Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan
kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam
ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam
ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata gue.
Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang
sangat menandai perbedaan ragam standar dan ragam nonstandar. Dalam
ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan
bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam ragam standar
kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.
Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan
(preposisi) merupakan ciri pembeda lain. Dalam ragam nonstandar, sering
kali kata sambung dan kata depan dihilangkan. Kadang kala, kenyataan ini
mengganggu kejelasan kalimat.
Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan
nonstandar. Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi
sudah dianggap cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat-kalimat yang
nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi
terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya, Hai, Ida, mau ke
mana?” “Pulang.” Sering kali juga kita menjawab “Tau.” untuk
menyatakan ‘tidak tahu’. Sebenarnya, pëmbedaan lain, yang juga muncul,
tetapi tidak disebutkan di atas adalah Intonasi. Masalahnya, pembeda intonasi
ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis.
2)
Ragam
Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia
terdiri dari ragam dialek, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak
resmi, ragam bahasa
menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian dan ragam bahasa baku.
a. Ragam bahasa
berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya
pemakaian bahasa di berbagai daerah menjadi sebab munculnya ragam bahasa dialek
yang contohnya “Gue udah
baca itu buku.”
b. Ragam bahasa
terpelajar
Bahasa
Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda
dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal
dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas.
Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek,
pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata
bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu
bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya
dipakai. Contoh ragam terpelajar adalah “Saya sudah membaca buku
itu.”
c. Ragam bahasa Resmi dan ragam
bahasa tak resmi
Ragam bahasa
dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau
sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi,
akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau
penulis juga mempengaruhi sikap tersebut.
d. Ragam bahasa
menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian
Dalam kehidupan
sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok
persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda.
Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang
digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan
dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan
ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang
digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan
istilah laras bahasa.
e. Ragam Bahasa baku
Sebagaimana
dikemukakan sebelumnya, dalam bahasa indonesia terdapat bahasa baku. Apakah
yang dimaksud bahasa baku? Bahasa baku adalah suatu ragam bahasa yang dipakai dalam
situasi resmi/formal, baik lisan maupun tulisan. Ragam bahasa
ini disusun dengan tujuan agar bahasa indonesia dapat berkembang secara
teratur, terarah, dan terencana. Bukan berarti kita tidak mengakui adanya
bahasa non baku. Kedua ragam bahasa ini tetap hidup dan berkembang sesuai
dengan fungsinya dalam berkomunikasi
3)
Ragam
Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.
Contoh
ragam bahasa ilmiah adalah
a.
Ciri
ragam hukum :
Contoh ragam bahasa hukum adalah “Dia dihukum
karena melakukan tindak pidana.“
b.
Ciri
ragam bisnis :
Cintoh ragam
bahasa bisnis adalah “Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan
diskon.“
c.
Ciri
ragam agama :
Contoh ragam bahasa agama adalah “
d.
Ciri
ragam sosial :
Contoh ragam bahasa sosial adalah
e.
Ciri
ragam kedokteran :
Contoh ragam bahasa kedokteran
adalah “Anak itu menderita penyakit kuorsior.”
f.
Ciri
ragam sastra :
Contoh ragam bahasa sastra adalah “Cerita itu menggunakan
unsur flashback.”
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dalam konteks
ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan bahasa baku tulis.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa
yang telah Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan
para warga negara Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia
dengan baik serta bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar