MENGEMBANGKAN
BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK USIA SD
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen
Pembimbing : Drs. Mudjiono, M. Pd
Disusun
Oleh :
APRIYANI
PARAWITASIWI 1401413087
ANISSA TRI
RAHMAWATI 140141
AHSINUNNIKMAH 1401413108
WINARTI 140141
Rombel : 10
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak SD
BAB I
PEMBUKA
I.
Latar
Belakang Masalah
Menurut penelitian, seorang anak sejak lahir sebenarnya telah
memiliki kemampuan yang disebut bakat. Bakat inilah yang nantinya dapat
mempengaruhi tingkat kecerdasan dan membentuk kepribadian seorang anak. Sejak
usia dini, anak juga sudah memiliki potensi yang sangat besar. Namun,
berkembang atau tidaknya bakat dan potensi yang dimiliki anak ini sangat
bergantung pada lingkungan sekitar dimana anak tersebut dibesarkan. Apabila
bakat sudah berkembang dengan baik, maka dengan sendirinya anak akan memiliki
daya kreatifitas yang baik. Jadi, yang mendasari anak dalam berkreatifitas
adalah bakat yang ia miliki dan kemudian ia kembangkan bakat tersebut melalui
kemampuannya berkreasi sesuai dengan bakatnya.
Untuk anak usia Sekolah Dasar ( usia 7 – 12 tahun ) merupakan masa
dimana perkembangan kreatifitas dan intelegensi sangat pesat. Sehingga peran
orang tua, guru, dan lingkungan sangat penting bagi perkembangan kreatifitas
dan intelegensi seorang anak. Tanpa bimbingan atau dukungan dari ketiga pihak
tersebut maka masa emas perkembangan anak tersebut akan sia – sia.
Maka untuk membimbing anak dalam mengembangkan bakat, kreatifitas,
dan intelegensinya dibutuhkan pengetahuan tentang bakat dan kreatifitas itu
sendiri. Diperlukan juga bagaimana cara mengembangkan dan merangsang bakat dan
kreatifitas anak. Untuk itulah disusun makalah ini, sebagai pedoman kepada
pembimbing anak agar tidak melakukan kesalahan saat membimbing anak, dan tidak
melewatkan masa – masa emas perkembangan bakat serta kreatifitas anak.
II.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah
pengertian dari bakat ?
2.
Apa sajakah
jenis – jenis bakat ?
3.
Bagaimanakah
cara mengenali bakat anak ?
4.
Faktor –
faktor apa sajakah yang mempengaruhi bakat seorang anak ?
5.
Bagaimanakah
cara mengembangkan bakat yang dimiliki anak ?
6.
Apakah
hubungan antara bakat dan tingkat intelegensi seorang anak ?
7.
Apakah
pengertian dari kreatifitas ?
8.
Faktor –
faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi tingkat kekreatifitasan seorang anak
?
9.
Bagaimanakah
cara mengembangkan daya kreatifitas seorang anak ?
10. Apakah hubungan antara kreatifitas dengan tingkat kecerdasan ( intelegensi
) seorang anak ?
III. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari bakat.
2.
Untuk
mengetahui apa sajakah jenis – jenis bakat.
3.
Agar dapat
mengenali bakat anak dengan baik.
4.
Untuk
mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi bakat seorang anak.
5.
Untuk
mengetahui cara mengembangkan bakat yang dimiliki anak.
6.
Memahami
hubungan antara bakat dan tingkat intelegensi seorang anak.
7.
Untuk
mengetahui apa itu kreatifitas.
8.
Untuk
mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kekreatifitasan seorang
anak.
9.
Agar
memiliki pedoman cara mengembangkan daya kreatifitas seorang anak.
10. Untuk memahami hubungan antara kreatifitas dengan tingkat
intelegensi seorang anak.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Bakat
Berikut adalah beberapa pengertian mengenai bakat :
1. Renzulli berpendapat bahwa seseorang bisa dikatakan berbakat jika
ia menunjukkan kemampuan diatas rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan
memiliki tekad dalam melaksanakan tugasnya.
2. Menurut Leider dan Shapiro, bakat merupakan kecenderungan khusus
yang ada sejak lahir, kekuatan di belakang hal-hal yang kita nikmati dan kita
lakukan dengan baik yang tak pernah perlu kita pelajari. Mengekspresikan bakat
kita adalah sesuatu yang kita lakukan secara alami, dengan mudah, dan tanpa
pamrih
3. Menurut Semiawan (Ali
dan Asrori 2005), bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan
dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus.
4. Sedangkan bakat dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah
kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda
antara kita dengan orang lain.
Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut dapat kita katakan
bahwa bakat adalah potensi yang dimiliki
seseorang sebagai bawaan sejak lahir, dan masih perlu dilatih dan di bimbing
namun mampu belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, tetapi hasilnya justru
lebih baik,
II. Jenis – jenis bakat
1.
Bakat
umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya
setiap orang memiliki.
2.
Bakat
khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua
orang memiliki. Macam – macam bakat khusus :
a. Bakat akademik khusus. Terdiri
atas :
·
Bakat
Verbal : Bakat
tentang konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata.
·
Bakat
Numerial : Bakat
tentang konsep – konsep dalam bentuk angka.
·
Bakat
Abstrak : Bakat
yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran
– ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-posisinya.
·
Bakat
bahasa (linguistik). Bakat
untuk menggunakan kata-kata, baik oral maupun verbal, secara efektif. Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra)
misalnya untuk jurnalistik.
b.
Bakat kreatif produktif. Artinya bakat dalam
menciptakan sesuatu yang baru misalnya, menghasilkan program komputer terbaru,
arsitektur terbaru, dan sejenisnya.
·
Bakat
mekanik. Bakat
tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat – alat
lainnya.
·
Bakat
Relasi Ruang ( spasial ) : Bakat untuk
mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi.
Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan
sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas,
serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini
merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur
mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.)
·
Bakat
Skolastik : Kombinasi
kata – kata (logika) dan angka – angka. Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan,
berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan
konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara efektif,
termasuk mempunyai kemampuan kuat untuk mengerti logika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan
pemprogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.)
·
Bakat
kecepatan ketelitian klerikal : Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk
laboratorium, kantor dan lain – lainnya.
c.
Bakat seni. Bakat untuk memahami seni melalui berbagai cara. Misalnya mampu mengaransemen
musik, dan menciptakan lagu dalam waktu singkat.
d.
Bakat kinestetik / psikomotorik. Bakat dalam menggunakan badan untuk memecahkan masalah dan
mengekspresikan ide serta perasaan. Misalnya sepak bola dan bulu tangkis.
e.
Bakat sosial. Misalnya mahir melakukan negosiasi,
dan mahir dalam kepemimpinan.
III. Cara Mengenali Bakat Anak
Berikut adalah beberapa cara yang dapat di
lakukan oleh orang tua dan guru atau pembimbing anak untuk dapat mengetahui
bakat – bakat yang dimiliki anak :
1. Tes bakat dan minat.
Misal untuk mengetahui bakat kreatif anak, dilakukan tes berupa tes permulaan
kata, tes menyusun kata, tes membentuk kalimat tiga kata, tes sifat-sifat yang
sama, tes macam-macam penggunaan, tes apa akibatnya. Jika hasil tes menunjukkan
hasil yang baik, maka anak berbakat dalam bidang yang bersangkutan, dan
sebaliknya.
2. Observasi. Langsung
meneliti dan melihat kondisi anak. Yang dilihat meliputi kemampuan intelektual
( seberapa baik pengetahuannya ), tingkat perkembangan keseluruhan badan ( apakah
badannya berkembang dengan normal ), misalnya kecepatan, kelenturan,
koordinasi, tanggung jawab, peran serta, status, dan situasi.
3. Memberikan perhatian kepada anak. Bisa dengan memberikan sarana, prasarana,
meluangkan waktu mendampingi anak latihan, mengikutkan anak berbagai lomba dan
kegiatan, dan sebagainya. Buatlah suasana yang mendukung anak untuk mewujudkan
bakatnya tersebut. Sehingga nantinya bakatnya bisa berkembang dengan baik.
4. Mengamati bakat potensi dalam lingkup keluarga besar. Amati pola bakat yang
ada di masing-masing keluarga besar, baik yang berasal dari sang ayah maupun
ibu. Selain hal tersebut, melihat dan dan juga menelusuri pula generasi
sebelumnya, apa potensi dan bakat mereka terdahulu, lalu rumuskan menjadi suatu
rumpun bakat yang menjadi cikal bakal bakat si buah hati atau anak-anak.
5. Komitmen dan konsisten. Tentunya untuk mencuatkan bakat, perlu komitmen dan
kesungguhan dalam menjalaninya. Hal ini dikarenakan proses dari potensi dan
minat mewujud jadi bakat itu perlu waktu dan juga latihan. Jadi harus menjalani
latihan dengan berulang, konsisten, tekun, disiplin, ulet dan tak bosan.
IV. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Bakat Seorang Anak
1.
Faktor Intern. Adalah
faktor yang berasal dari dalam diri anak. Terdiri atas :
a.
Faktor bawaan ( genetik ). Faktor ini merupakan faktor yang mendukung
perkembangan individu dalam minat dan bakat sebagai karakteristik individu yang
diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi. Faktor hereditas sebagai faktor pertama munculnya bakat (Yusuf ; 2004 ;
31).
b.
Faktor
kepribadian. Yaitu keadaan
psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak
itu sendiri. Faktor kepribadian ini juga bisa berwujud minat,
motivasi dan dorongan, adanya kesulitan, masalah pribadi dan hambatan dalam
diri juga mempengaruhi perkembangan bakat anak.
2.
Faktor Ekstern. Adalah
faktor yang berasal dari luar diri seorang anak. Faktor ekstern ini sama dengan
faktor lingkungan. Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal untuk mendukung
pengembangan minat dan bakat anak. Faktor
lingkungan terbagi atas :
a.
Lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan atau belajar dan tempat anak
memperoleh pengalaman, karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan paling
penting bagi anak. (Sutiono ; 1998 ; 171).
b.
Lingkungan sekolah. Suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar kondusif
yang bersifat formal. Lingkungan ini
sangat berpengaruh bagi pengembangan minat dan bakat karena di lingkungan ini
minat dan bakat anak dikembangkan secara intensif.
c.
Lingkungan
sosial. Suatu lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat. Di lingkungan ini anak akan mengaktualisasikan minat dan bakatnya
kepada masyarakat.
d. Faktor
ekstern lainnya adalah ada atau tidaknya kesempatan, fasilitas, sarana,
prasarana yang tersedia, serta ekonomi yang dimiliki seorang anak.
V. Cara Mengembangkan Bakat yang Dimiliki Anak
1.
Memberikan perhatian
dan kasih sayang secara intensif kepada anak. Sehingga kita lebih dekat dengan
anak, dan lebih mudah membimbingnya dalam mengembangkan bakat yang ia miliki. Jangan
gunakan cara pendidikan berpola penyeragaman. Karena pada dasarnya setiap anak,
setiap bakat itu berbeda. Cermatilah berbagai kelebihan, ketrampilan dan
kemampuan yang tampak menonjol pada anak.
2.
Motivasi dan dukungan.
Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya agar anak lebih
percaya diri, dan tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa
mencapainya. Dukungan juga sangat penting bagi anak, selalu beri dukungan
terhadap mereka dan yakinkan mereka untuk tekun, ulet dan latihan terus
menerus. Selain itu dukunglah anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan
hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
3.
Pengetahuan. Perkaya
anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di bidang tersebut.
4.
Latihan. Latihan terus
menerus sangat baik untung perkembangan bakat anak agar bakat yang dipunya oleh
anak lebih matang. Alangkah baiknya bila anak diikutsertakan dengan ekstra
kurikuler atau beri kegiatan yang lebih agar anak bisa terus latihan dengan
bakatnya tersebut.
5.
Penghargaan. Berikan
penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
6.
Sarana, dan prasarana (
fasilitas ). Sediakan fasilitas atau sarana yang menunjang dengan bakat anak.
7.
Lingkungan. Lingkungan
juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat anak. Karena itu usahakan anak selalu
dekat dengan lingkungan yang mendukung bakat anak
8.
Kerjasama. Kerja sama
antara orang tua, guru maupun anak sangat diperlukan mengingat waktu anak di
sekolah hanya sedikit dan waktu yang anak luangkan di rumah lebih banyak
9.
Teladan yang baik. Mengingat
sikap anak yang selalu meniru, maka teladan yang baik sangat diperlukan.
Misalnya kenalkan anak pada sosok Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam
bidang bulu tangkis, Utut Adianto bila anak berbakat dalam bidang catur dan sebagainya.
10. Bisa
dengan mengikutsertakan anak ke dalam lembaga atau ekstrakulikuler sesuai bakat
dan minatnya.
VI. Hubungan antara bakat dan tingkat intelegensi seorang anak
Menurut Munandar (Ali
dan Asrori 2005) perwujudan nyata dari bakat adalah prestasi karena bakat sangat menentukan prestasi seseorang.
Sekalipun demikian orang yang berbakat belum tentu berprestasi. Hal ini karena
bakat bersifat potensial yang membutuhkan latihan dan pengembangan secara
maksimal. Bakat memungkinkan seseorang
untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan,
pengetahuan, pengalaman dan motivasi agar bakat tersebut dapat terwujud. Jadi,
prestasi dalam suatu bidang merupakan hasil interaksi dari bakat yang dibawa
sejak lahir dan faktor lingkungan yang menunjang, termasuk minat dan dorongan
pribadi.
VII.
Pengertian
Kreatifitas
Menurut Rogers (Ali dan Asrori 2005),
kreativitas merupakan suatu hasil munculnya hasil-hasil baru kedalam tindakan.
Hasil-hasil baru itu berasal dari sifat-sifat unik individu yang berinteraksi
dengan individu lain. Kreativitas dapat muncul dalam situasi kebersamaan dan
relasi yang bermakna. Definisi kreativitas itu kemudian dikelompokkan kembali
dalam empat kategori yaitu :
1. Person (pribadi).
Pribadi dari individu yang kreatif merupakan titik pertemuan antara
intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian motivasi.
2. Press (pendorong). Bisa
berasal dari diri sendiri (internal) maupun lingkungan (eksternal).
3. Process (proses). Proses
bagaimana seseorang mengolah, melatih, dan mengembangkan daya
kekreatifitasannya. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal, yang termasuk hal –
hal yang mempengaruhi adalah faktor eksternal dan internal.
4. Product (produk).
Apabila ketiga “ P “ diatas dapay berjalan lancar, maka daya kreatifitas
seseorang akan menghasilkan produk atau hasil yang baik, dan tentu saja produk
yang kreatif.
VIII.
Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kekreatifitasan Seorang Anak
1.
Faktor internal
a.
Kemampuan intelektual
Adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
kegiatan berpikir yang sifatnya rumit dan abstrak yang ditunjukkan oleh
prestasi akademiknya. Setiap siswa memiliki tingkat kemampuan intelektual yang
berbeda-beda.
b.
Komitmen
Yaitu kemauan dan hasrat yang kuat didalam
mencapai keunggulan dan memiliki penguasaan yang memadai terhadap bidang yang
ditekuninya.
c.
Penguasaan
Karya-karya kreatif yang ditampilkan tidak
terlepas dari apa yang telah dilakukan sebelumnya dalam bidang yang
ditekuninya, jadi periode produktif dapat dicapai berkat keterlibatan individu
secara intensif dengan kegiatan-kegiatan kreatif jauh sejak masa kanak-kanak,
yang didukung oleh lingkungannya.
d.
Intuisi
Intuisi merupakan suatu perwujudan dari
kesadaran tingkat tinggi. Tetapi intuisi tidak datang tanpa sebab; ia didahului
oleh proses berpikir dan didasari oleh penguasaan yang cukup terhadap bidang
yang ditekuni oleh individu.
e.
Keterbukaan
terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu. Keterbukaan
terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari
pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa
kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian individu
kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan
f.
Evaluasi
internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan
seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari
orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan
dan kritikan dari orang lain.
g.
Kemampuan
untuk bermaian dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk,
konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
2.
Faktor eksternal
a.
Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan kreativitas anak yang meliputi cara orang tua
mengembangkan kreativitas anaknya, relasi antar anggota keluarga dan perhatian
orang tua merupakan hal paling utama yang mempengaruhi tingkat kreativitas dan
prestasi anak.
b.
Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan tempat siswa berkumpul
dan berinteraksi dalam hal aktifitas studinya.Sekolah juga merupakan tempat
siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam berkreativitas,
dimana kreativitasnya dapat tumbuh dan berkembang dengan adanya dukungan dari
pihak sekolah terutama guru yang mengasuh mata pelajaran tertentu.
c.
Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan sejumlah
komponen yang terdapat disekitar tempat tinggal siswa tersebut. Kondisi tempat
tinggal yang asri, sejuk, teratur dan aman akan berpengaruh terhadap
perkembangan kreativitas siswa.
Selain itu Hurlock (1993), mengatakan ada enam
faktor yang menyebabkan munculnya variasi kreativitas yang dimiliki individu,
yaitu:
a.
Jenis kelamin.
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan,
terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi
kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil
resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih menunjukkan
inisiatif dan orisinalitas.
b.
Status
sosioekonomi. Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih
kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok
sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.
c.
Urutan
kelahiran. Anak yang lahir ditengah, belakang dan anak tunggal mungkin memiliki
kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama
lebih ditekan untuk menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini
lebih mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut daripada pencipta.
d.
Ukuran
keluarga. Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih
kreatif daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik
anak yang otoriter dan kondisi sosiekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih
mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas.
e.
Lingkungan. Anak
dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan pedesaan.
f.
Intelegensi. Setiap
anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada anak
yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menangani
suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik
tersebut.
IX. Cara Mengembangkan Daya Kreatifitas Anak
1.
Berkreasi setiap hari
Bimbing anak untuk membuat sesuatu yang kreatif
setiap harinya. Misalnya dengan menggambar, melipat kertas, bermain game (porsi
yang semestinya), bermain permainan-permaian edukatif, bernyanyi, bercerita,
dan masih banyak lagi. Usahakan untuk bisa menemukan sesuatu yang baru dan
berbeda dari apa yang pernah dilakukan oleh anak, sehingga anak tidak merasa
bosan.
2.
Menggunakan ke dua sisi tubuh
Hal paling sederhana yang bisa dilakukan adalah
dengan menggambar atau mewarnai menggunakan tangan yang tidak biasa digunakan
dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya, anak biasa menggunakan tangan kanan saat
melakukan aktivitas sehari-hari, maka ajari mereka menggunakan tangan kiri saat
menggambar. Akan lebih baik lagi bila dalam aktivitas sehari-hari pun mereka
juga terlatih untuk menggunakan tangan yang bergantian. Hal ini akan sangat
bermanfaat untuk menyeimbangkan otak kanan dan kiri.
3.
Memiliki tokoh yang bisa diteladani dan di
idolakan
Dengan memperkenalkan banyak tokoh dunia yang telah
sukses, anak-anak menjadi tahu berbagai macam kepribadian dan prestasi dari
orang lain. Hal ini sangat penting. Karena anak-anak suka sekali meniru orang
lain. Tokoh-tokoh ini bisa seorang pahlawan atau lainnya. Namun, hindari tokoh
idola berupa tokoh kartun. Hal ini memang tidak dilarang, namun akan lebih baik
bila tokoh-tokoh tersebut adalah seseorang yang nyata sehingga bisa menumbuhkan
motivasi anak untuk meniru hal-hal yang baik di dalam diri tokoh tersebut, lalu
diteladani dalam kehidupan yang nyata.
4.
Meningkatkan perbedaharaan kata pada Anak
Semakin tinggi perbedaharaan kata anak, maka
seorang anak akan menjadi lebih mudah dalam memahami seseuatu
5.
Melatih kemapuan mendengar Ana
Secara pribadi, sebagai guru bahasa Inggris, saya
sering menggunakan media audio sebagai media pembelajaran anak. Misalnya,
dengan menggunakan Tape dan Laoudspeaker. Alat-alat tersebut dapat digunakan
saat melatih kemampuan mendengar anak-anak dalam belajar bahasa Inggris. Untuk
melatih penglihatan, mungkin akan lebih mudah karena pada saat melihat TV pun
anak-anak sudah belajar mengerti sesuatu dengan indera penglihatan. Agar indera
pendengaran bisa terlatih dengan baik, alangkah lebih baik bila Anda
sering-sering mengajak anak untuk mendengarkan lagu atau cerita lalu menanyakan
hal-hal yang berhubungan dengan lagu atau cerita tersebut (misalnya dengan cara
tebak-tebakan).
6.
Menggunakan warna-warni saat bermain dan
belajar
Warna-warni yang biasa dipakai dalam mainan anak
ternyata juga bisa mengaktifkan otak kanan. Jadi pada saat anak belajar
menulis, menggambar, dan mewarnai, usahakan menggunakan pensil atau peralatan
lain yang berwarna-warni.
7.
Melatih ketelitian Anak
Saat anak melihat sebuah gambar jerapah, akan lebih
mudah bagi anak untuk mengatakan bahwa itu adalah seekor jerapah, daripada
melihat kaki jerapah yang panjang dan meminta anak menyebutkan alasan kenapa
kaki jerapah begitu panjang. Mengapa hal ini sangat penting? Karena dengan
membiasakan anak untuk belajar sesuatu secara lebih mendetail atau kompleks,
maka anak-anak akan menjadi lebih termotivasi untuk “mengenal secara lebih”
tentang sesuatu yang sudah mereka ketahui. Sehingga kelak setelah mereka
dewasa, mereka dapat menciptakan sesuatu yang baru.
8.
Memberikan liburan yang kreatif
Ajak anak berlibur ke tempat – tempat yang dapat
merangsang otak untuk berpikir, atau ke tempat yang dapat menambah pengetahuan
anak serta dapat membuat anak aktif,
sehingga anakpun tertarik melakukannya. Misalnya ke tempat wisata yang memiliki
permainan outbound.
9.
Jangan terlalu serius dalam mendidik
Suasana yang terlalu serius dan kaku, biasanya kurang
mendukung kreatifitas anak untuk bisa berkembang. Gurauan dan humor-humor kecil
sangatlah penting. Ajak anak bercanda, bacakan cerita humor, dan cerita
pengalamn lucu. Hal ini akan membuat anak lebih ekspresif terutama yang
berhubungan dengan kreatifitas yang dia minati dan bakat yang dimiliki.
10.
Melatih kemampuan otak kanan
Dengan mengajak anak-anak bernyanyi, berpuisi,
menggambar, dan berbagai macam kegiatan kreatif lainnya, kemapuan otak kanan
akan bekerja dengan lebih optimal. Di sekolah, biasanya anak-anak akan lebih
cenderung menggunakan otak kiri, dan bila kemampuan otak kanan dan kiri bisa
bekerja dengan baik dan seimbang, maka anak-anak tidak hanya akan berpeluang
mendapatkan prestasi di bidang akademisa saja, melainkan bisa meraih
prestasi-prestasi di bidang yang lain, misalnya kesenian.
X. Hubungan Antara Kreatifitas dengan Tingkat Kecerdasan (
Intelegensi ) Anak
Berdasarkan teori “ ambang intelegensi untuk
kreativitas ” sampai tingkat intelegensi tertentu yang diperkirakan seputar IQ
120, ada hubungan yang erat antara intelegensi dan kretivitas. Produk
kreativitas yang tinggi memerlukan tingkat intelegensi yang tinggi pula. Teori
ini menemukan pula bahwa diatas ambang IQ > 120 tidak ada kolerasi yang
tinggi lagi antara intelegensi dan kreativitas.
BAB III
PENUTUP
I.
Simpulan
1.
Bakat
adalah potensi yang dimiliki seseorang sebagai bawaan sejak lahir, dan masih
perlu dilatih dan di bimbing namun mampu belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, tetapi hasilnya justru lebih baik.
2.
Jenis – jenis bakat sangat banyak.
3.
Untuk mengenali bakat dan kreativitas yang
dimiliki anak, dapat menggunakan berbagai cara. Diantaranya adalah tes bakat
dan minat, observasi, memberikan perhatian kepada anak, mengamati
bakat potensi dalam lingkup keluarga besar, dan komitmen dan konsisten.
4.
Bakat dipengaruhi oleh
faktor internal ( dari dalam diri anak ) dan faktor eksternal ( lingkungan sekitarnya
)
5.
Cara untuk mengembangkat
bakat dan kreativitas anak sangat banyak. Sebagai orang tua dan guru (
pembimbing ) harus memberi perhatian kepada anak dan mendukung bakat dan
kreativitas yang dimiliki oleh anak.
6.
Kreativitas merupakan suatu hasil munculnya
hasil-hasil baru kedalam tindakan.
7.
Hubungan anatar bakat, kreativitas dan tingkat
intelegnsi seorang anak adalah : Anak yang berbakat akan menghasilkan hal – hal
yang baru ( kreatif ) sesuai dengan bakat yang dimiliki. Dan anak seperti ini
biasanya memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Namun, jika bakat dan
kreativitasnya tidak dikembangkan maka bakat dan kreativitasnya akan sia – sia
sehingga tingkat kecerdasannyapun akan menurun.
II.
Saran
Sebagai calon pendidik,
kita harus lebih memahami tentang bakat dan kreativitas. Karena jika tidak kita
tidak dapat mengenali anak yang berbakat dan yang memiliki kreativitas.
Sehingga bakat dan kreativitas tersebut tidak terolah dengan baik, dan sia –
sia.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar