Kamis, 05 Juni 2014

Psikologi Perkembangan : MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK USIA SD



MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK USIA SD

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen Pembimbing : Drs. Mudjiono, M. Pd

Disusun Oleh :
APRIYANI PARAWITASIWI       1401413087
ANISSA TRI RAHMAWATI         140141
AHSINUNNIKMAH                                    1401413108
WINARTI                                         140141

Rombel : 10

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
 

Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak SD

BAB I
PEMBUKA

I.         Latar Belakang Masalah
Menurut penelitian, seorang anak sejak lahir sebenarnya telah memiliki kemampuan yang disebut bakat. Bakat inilah yang nantinya dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan membentuk kepribadian seorang anak. Sejak usia dini, anak juga sudah memiliki potensi yang sangat besar. Namun, berkembang atau tidaknya bakat dan potensi yang dimiliki anak ini sangat bergantung pada lingkungan sekitar dimana anak tersebut dibesarkan. Apabila bakat sudah berkembang dengan baik, maka dengan sendirinya anak akan memiliki daya kreatifitas yang baik. Jadi, yang mendasari anak dalam berkreatifitas adalah bakat yang ia miliki dan kemudian ia kembangkan bakat tersebut melalui kemampuannya berkreasi sesuai dengan bakatnya.
Untuk anak usia Sekolah Dasar ( usia 7 – 12 tahun ) merupakan masa dimana perkembangan kreatifitas dan intelegensi sangat pesat. Sehingga peran orang tua, guru, dan lingkungan sangat penting bagi perkembangan kreatifitas dan intelegensi seorang anak. Tanpa bimbingan atau dukungan dari ketiga pihak tersebut maka masa emas perkembangan anak tersebut akan sia – sia.
Maka untuk membimbing anak dalam mengembangkan bakat, kreatifitas, dan intelegensinya dibutuhkan pengetahuan tentang bakat dan kreatifitas itu sendiri. Diperlukan juga bagaimana cara mengembangkan dan merangsang bakat dan kreatifitas anak. Untuk itulah disusun makalah ini, sebagai pedoman kepada pembimbing anak agar tidak melakukan kesalahan saat membimbing anak, dan tidak melewatkan masa – masa emas perkembangan bakat serta kreatifitas anak.

II.      Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari bakat ?
2.      Apa sajakah jenis – jenis bakat ?
3.      Bagaimanakah cara mengenali bakat anak ?
4.      Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi bakat seorang anak ?
5.      Bagaimanakah cara mengembangkan bakat yang dimiliki anak ?
6.      Apakah hubungan antara bakat dan tingkat intelegensi seorang anak ?
7.      Apakah pengertian dari kreatifitas ?
8.      Faktor – faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi tingkat kekreatifitasan seorang anak ?
9.      Bagaimanakah cara mengembangkan daya kreatifitas seorang anak ?
10.  Apakah hubungan antara kreatifitas dengan tingkat kecerdasan ( intelegensi ) seorang anak ?

III.   Tujuan
1.        Untuk mengetahui pengertian dari bakat.
2.        Untuk mengetahui apa sajakah jenis – jenis bakat.
3.        Agar dapat mengenali bakat anak dengan baik.
4.        Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi bakat seorang anak.
5.        Untuk mengetahui cara mengembangkan bakat yang dimiliki anak.
6.        Memahami hubungan antara bakat dan tingkat intelegensi seorang anak.
7.        Untuk mengetahui apa itu kreatifitas.
8.        Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kekreatifitasan seorang anak.
9.        Agar memiliki pedoman cara mengembangkan daya kreatifitas seorang anak.
10.    Untuk memahami hubungan antara kreatifitas dengan tingkat intelegensi seorang anak.












BAB II
PEMBAHASAN

          I.     Pengertian Bakat
Berikut adalah beberapa pengertian mengenai bakat :
1.    Renzulli berpendapat bahwa seseorang bisa dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan diatas rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakan tugasnya.
2.    Menurut Leider dan Shapiro, bakat merupakan kecenderungan khusus yang ada sejak lahir, kekuatan di belakang hal-hal yang kita nikmati dan kita lakukan dengan baik yang tak pernah perlu kita pelajari. Mengekspresikan bakat kita adalah sesuatu yang kita lakukan secara alami, dengan mudah, dan tanpa pamrih
3.    Menurut Semiawan (Ali dan Asrori 2005), bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus.
4.    Sedangkan bakat dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.
Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut dapat kita katakan bahwa bakat adalah potensi yang dimiliki seseorang sebagai bawaan sejak lahir, dan masih perlu dilatih dan di bimbing namun mampu belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, tetapi hasilnya justru lebih baik,
       II.     Jenis – jenis bakat
1.    Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.
2.    Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki. Macam – macam bakat khusus :
a.    Bakat akademik khusus. Terdiri atas :
·      Bakat Verbal : Bakat tentang konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata.
·      Bakat Numerial : Bakat tentang konsep – konsep dalam bentuk angka.
·      Bakat Abstrak : Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran – ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-posisinya.
·      Bakat bahasa (linguistik). Bakat untuk menggunakan kata-kata, baik oral maupun verbal, secara efektif. Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik.
b.    Bakat kreatif produktif. Artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru misalnya, menghasilkan program komputer terbaru, arsitektur terbaru, dan sejenisnya.
·      Bakat mekanik. Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat – alat lainnya.
·      Bakat Relasi Ruang ( spasial ) : Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. (Thomas Edison,  Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.)
·      Bakat Skolastik : Kombinasi kata – kata (logika) dan angka – angka. Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara efektif, termasuk mempunyai kemampuan kuat untuk mengerti logika. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.)
·      Bakat kecepatan ketelitian klerikal : Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan lain – lainnya.
c.    Bakat seni. Bakat untuk memahami seni melalui berbagai cara. Misalnya mampu mengaransemen musik, dan menciptakan lagu dalam waktu singkat.
d.   Bakat kinestetik / psikomotorik. Bakat dalam menggunakan badan untuk memecahkan masalah dan mengekspresikan ide serta perasaan. Misalnya sepak bola dan bulu tangkis.
e.    Bakat sosial. Misalnya mahir melakukan negosiasi, dan mahir dalam kepemimpinan.
    III.     Cara Mengenali Bakat Anak
Berikut adalah beberapa cara yang dapat di lakukan oleh orang tua dan guru atau pembimbing anak untuk dapat mengetahui bakat – bakat yang dimiliki anak :
1.    Tes bakat dan minat. Misal untuk mengetahui bakat kreatif anak, dilakukan tes berupa tes permulaan kata, tes menyusun kata, tes membentuk kalimat tiga kata, tes sifat-sifat yang sama, tes macam-macam penggunaan, tes apa akibatnya. Jika hasil tes menunjukkan hasil yang baik, maka anak berbakat dalam bidang yang bersangkutan, dan sebaliknya.
2.    Observasi. Langsung meneliti dan melihat kondisi anak. Yang dilihat meliputi kemampuan intelektual ( seberapa baik pengetahuannya ), tingkat perkembangan keseluruhan badan ( apakah badannya berkembang dengan normal ), misalnya kecepatan, kelenturan, koordinasi, tanggung jawab, peran serta, status, dan situasi.
3.    Memberikan perhatian kepada anak. Bisa dengan memberikan sarana, prasarana, meluangkan waktu mendampingi anak latihan, mengikutkan anak berbagai lomba dan kegiatan, dan sebagainya. Buatlah suasana yang mendukung anak untuk mewujudkan bakatnya tersebut. Sehingga nantinya bakatnya bisa berkembang dengan baik.
4.    Mengamati bakat potensi dalam lingkup keluarga besar. Amati pola bakat yang ada di masing-masing keluarga besar, baik yang berasal dari sang ayah maupun ibu. Selain hal tersebut, melihat dan dan juga menelusuri pula generasi sebelumnya, apa potensi dan bakat mereka terdahulu, lalu rumuskan menjadi suatu rumpun bakat yang menjadi cikal bakal bakat si buah hati atau anak-anak.
5.    Komitmen dan konsisten. Tentunya untuk mencuatkan bakat, perlu komitmen dan kesungguhan dalam menjalaninya. Hal ini dikarenakan proses dari potensi dan minat mewujud jadi bakat itu perlu waktu dan juga latihan. Jadi harus menjalani latihan dengan berulang, konsisten, tekun, disiplin, ulet dan tak bosan.

    IV.     Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Bakat Seorang Anak
1.    Faktor Intern. Adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak. Terdiri atas :
a.    Faktor bawaan ( genetik ). Faktor ini merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam minat dan bakat sebagai karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi. Faktor hereditas sebagai faktor pertama munculnya bakat (Yusuf ; 2004 ; 31).
b.    Faktor kepribadian. Yaitu keadaan psikologis dimana perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak itu sendiri. Faktor kepribadian ini juga bisa berwujud minat, motivasi dan dorongan, adanya kesulitan, masalah pribadi dan hambatan dalam diri juga mempengaruhi perkembangan bakat anak.
2.    Faktor Ekstern. Adalah faktor yang berasal dari luar diri seorang anak. Faktor ekstern ini sama dengan faktor lingkungan. Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal untuk mendukung pengembangan minat dan bakat anak. Faktor lingkungan terbagi atas :
a.    Lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan atau belajar dan tempat anak memperoleh pengalaman, karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan paling penting bagi anak. (Sutiono ; 1998 ; 171).
b.    Lingkungan sekolah. Suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar kondusif yang bersifat formal. Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat anak dikembangkan secara intensif.
c.    Lingkungan sosial. Suatu lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Di lingkungan ini anak akan mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada masyarakat.
d.   Faktor ekstern lainnya adalah ada atau tidaknya kesempatan, fasilitas, sarana, prasarana yang tersedia, serta ekonomi yang dimiliki seorang anak.

       V.     Cara Mengembangkan Bakat yang Dimiliki Anak
1.        Memberikan perhatian dan kasih sayang secara intensif kepada anak. Sehingga kita lebih dekat dengan anak, dan lebih mudah membimbingnya dalam mengembangkan bakat yang ia miliki. Jangan gunakan cara pendidikan berpola penyeragaman. Karena pada dasarnya setiap anak, setiap bakat itu berbeda. Cermatilah berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak.
2.        Motivasi dan dukungan. Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya agar anak lebih percaya diri, dan tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya. Dukungan juga sangat penting bagi anak, selalu beri dukungan terhadap mereka dan yakinkan mereka untuk tekun, ulet dan latihan terus menerus. Selain itu dukunglah anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
3.        Pengetahuan. Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di bidang tersebut.
4.        Latihan. Latihan terus menerus sangat baik untung perkembangan bakat anak agar bakat yang dipunya oleh anak lebih matang. Alangkah baiknya bila anak diikutsertakan dengan ekstra kurikuler atau beri kegiatan yang lebih agar anak bisa terus latihan dengan bakatnya tersebut.
5.        Penghargaan. Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
6.        Sarana, dan prasarana ( fasilitas ). Sediakan fasilitas atau sarana yang menunjang dengan bakat anak.
7.        Lingkungan. Lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat anak. Karena itu usahakan anak selalu dekat dengan lingkungan yang mendukung bakat anak
8.        Kerjasama. Kerja sama antara orang tua, guru maupun anak sangat diperlukan mengingat waktu anak di sekolah hanya sedikit dan waktu yang anak luangkan di rumah lebih banyak
9.        Teladan yang baik. Mengingat sikap anak yang selalu meniru, maka teladan yang baik sangat diperlukan. Misalnya kenalkan anak pada sosok Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam bidang bulu tangkis, Utut Adianto bila anak berbakat dalam bidang catur dan sebagainya.
10.    Bisa dengan mengikutsertakan anak ke dalam lembaga atau ekstrakulikuler sesuai bakat dan minatnya.

    VI.     Hubungan antara bakat dan tingkat intelegensi seorang anak
Menurut Munandar (Ali dan Asrori 2005) perwujudan nyata dari bakat adalah prestasi karena bakat sangat menentukan prestasi seseorang. Sekalipun demikian orang yang berbakat belum tentu berprestasi. Hal ini karena bakat bersifat potensial yang membutuhkan latihan dan pengembangan secara maksimal. Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman dan motivasi agar bakat tersebut dapat terwujud. Jadi, prestasi dalam suatu bidang merupakan hasil interaksi dari bakat yang dibawa sejak lahir dan faktor lingkungan yang menunjang, termasuk minat dan dorongan pribadi.

 VII.     Pengertian Kreatifitas
Menurut Rogers (Ali dan Asrori 2005), kreativitas merupakan suatu hasil munculnya hasil-hasil baru kedalam tindakan. Hasil-hasil baru itu berasal dari sifat-sifat unik individu yang berinteraksi dengan individu lain. Kreativitas dapat muncul dalam situasi kebersamaan dan relasi yang bermakna. Definisi kreativitas itu kemudian dikelompokkan kembali dalam empat kategori yaitu :
1.    Person (pribadi). Pribadi dari individu yang kreatif merupakan titik pertemuan antara intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian motivasi.
2.    Press (pendorong). Bisa berasal dari diri sendiri (internal) maupun lingkungan (eksternal).
3.    Process (proses). Proses bagaimana seseorang mengolah, melatih, dan mengembangkan daya kekreatifitasannya. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal, yang termasuk hal – hal yang mempengaruhi adalah faktor eksternal dan internal.
4.    Product (produk). Apabila ketiga “ P “ diatas dapay berjalan lancar, maka daya kreatifitas seseorang akan menghasilkan produk atau hasil yang baik, dan tentu saja produk yang kreatif.

VIII.     Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kekreatifitasan Seorang Anak
1.    Faktor internal
a.    Kemampuan intelektual
Adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan berpikir yang sifatnya rumit dan abstrak yang ditunjukkan oleh prestasi akademiknya. Setiap siswa memiliki tingkat kemampuan intelektual yang berbeda-beda.
b.    Komitmen
Yaitu kemauan dan hasrat yang kuat didalam mencapai keunggulan dan memiliki penguasaan yang memadai terhadap bidang yang ditekuninya.
c.    Penguasaan
Karya-karya kreatif yang ditampilkan tidak terlepas dari apa yang telah dilakukan sebelumnya dalam bidang yang ditekuninya, jadi periode produktif dapat dicapai berkat keterlibatan individu secara intensif dengan kegiatan-kegiatan kreatif jauh sejak masa kanak-kanak, yang didukung oleh lingkungannya.
d.   Intuisi
Intuisi merupakan suatu perwujudan dari kesadaran tingkat tinggi. Tetapi intuisi tidak datang tanpa sebab; ia didahului oleh proses berpikir dan didasari oleh penguasaan yang cukup terhadap bidang yang ditekuni oleh individu.
e.    Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan
f.     Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain.
g.    Kemampuan untuk bermaian dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

2.    Faktor eksternal
a.    Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kreativitas anak yang meliputi cara orang tua mengembangkan kreativitas anaknya, relasi antar anggota keluarga dan perhatian orang tua merupakan hal paling utama yang mempengaruhi tingkat kreativitas dan prestasi anak.
b.    Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan tempat siswa berkumpul dan berinteraksi dalam hal aktifitas studinya.Sekolah juga merupakan tempat siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam berkreativitas, dimana kreativitasnya dapat tumbuh dan berkembang dengan adanya dukungan dari pihak sekolah terutama guru yang mengasuh mata pelajaran tertentu.
c.    Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan sejumlah komponen yang terdapat disekitar tempat tinggal siswa tersebut. Kondisi tempat tinggal yang asri, sejuk, teratur dan aman akan berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas siswa.
Selain itu Hurlock (1993), mengatakan ada enam faktor yang menyebabkan munculnya variasi kreativitas yang dimiliki individu, yaitu:
a.    Jenis kelamin. Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.
b.    Status sosioekonomi. Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.
c.    Urutan kelahiran. Anak yang lahir ditengah, belakang dan anak tunggal mungkin memiliki kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut daripada pencipta.
d.   Ukuran keluarga. Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik anak yang otoriter dan kondisi sosiekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas.
e.    Lingkungan. Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan pedesaan.
f.     Intelegensi. Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.
    IX.     Cara Mengembangkan Daya Kreatifitas Anak
1.        Berkreasi setiap hari
Bimbing anak untuk membuat sesuatu yang kreatif setiap harinya. Misalnya dengan menggambar, melipat kertas, bermain game (porsi yang semestinya), bermain permainan-permaian edukatif, bernyanyi, bercerita, dan masih banyak lagi. Usahakan untuk bisa menemukan sesuatu yang baru dan berbeda dari apa yang pernah dilakukan oleh anak, sehingga anak tidak merasa bosan.
2.        Menggunakan ke dua sisi tubuh
Hal paling sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan menggambar atau mewarnai menggunakan tangan yang tidak biasa digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya, anak biasa menggunakan tangan kanan saat melakukan aktivitas sehari-hari, maka ajari mereka menggunakan tangan kiri saat menggambar. Akan lebih baik lagi bila dalam aktivitas sehari-hari pun mereka juga terlatih untuk menggunakan tangan yang bergantian. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk menyeimbangkan otak kanan dan kiri.
3.        Memiliki tokoh yang bisa diteladani dan di idolakan
Dengan memperkenalkan banyak tokoh dunia yang telah sukses, anak-anak menjadi tahu berbagai macam kepribadian dan prestasi dari orang lain. Hal ini sangat penting. Karena anak-anak suka sekali meniru orang lain. Tokoh-tokoh ini bisa seorang pahlawan atau lainnya. Namun, hindari tokoh idola berupa tokoh kartun. Hal ini memang tidak dilarang, namun akan lebih baik bila tokoh-tokoh tersebut adalah seseorang yang nyata sehingga bisa menumbuhkan motivasi anak untuk meniru hal-hal yang baik di dalam diri tokoh tersebut, lalu diteladani dalam kehidupan yang nyata.
4.        Meningkatkan perbedaharaan kata pada Anak
Semakin tinggi perbedaharaan kata anak, maka seorang anak akan menjadi lebih mudah dalam memahami seseuatu
5.        Melatih kemapuan mendengar Ana
Secara pribadi, sebagai guru bahasa Inggris, saya sering menggunakan media audio sebagai media pembelajaran anak. Misalnya, dengan menggunakan Tape dan Laoudspeaker. Alat-alat tersebut dapat digunakan saat melatih kemampuan mendengar anak-anak dalam belajar bahasa Inggris. Untuk melatih penglihatan, mungkin akan lebih mudah karena pada saat melihat TV pun anak-anak sudah belajar mengerti sesuatu dengan indera penglihatan. Agar indera pendengaran bisa terlatih dengan baik, alangkah lebih baik bila Anda sering-sering mengajak anak untuk mendengarkan lagu atau cerita lalu menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan lagu atau cerita tersebut (misalnya dengan cara tebak-tebakan).
6.        Menggunakan warna-warni saat bermain dan belajar
Warna-warni yang biasa dipakai dalam mainan anak ternyata juga bisa mengaktifkan otak kanan. Jadi pada saat anak belajar menulis, menggambar, dan mewarnai, usahakan menggunakan pensil atau peralatan lain yang berwarna-warni.
7.        Melatih ketelitian Anak
Saat anak melihat sebuah gambar jerapah, akan lebih mudah bagi anak untuk mengatakan bahwa itu adalah seekor jerapah, daripada melihat kaki jerapah yang panjang dan meminta anak menyebutkan alasan kenapa kaki jerapah begitu panjang. Mengapa hal ini sangat penting? Karena dengan membiasakan anak untuk belajar sesuatu secara lebih mendetail atau kompleks, maka anak-anak akan menjadi lebih termotivasi untuk “mengenal secara lebih” tentang sesuatu yang sudah mereka ketahui. Sehingga kelak setelah mereka dewasa, mereka dapat menciptakan sesuatu yang baru.
8.        Memberikan liburan yang kreatif
Ajak anak berlibur ke tempat – tempat yang dapat merangsang otak untuk berpikir, atau ke tempat yang dapat menambah pengetahuan anak serta dapat membuat anak  aktif, sehingga anakpun tertarik melakukannya. Misalnya ke tempat wisata yang memiliki permainan outbound.
9.        Jangan terlalu serius dalam mendidik
Suasana yang terlalu serius dan kaku, biasanya kurang mendukung kreatifitas anak untuk bisa berkembang. Gurauan dan humor-humor kecil sangatlah penting. Ajak anak bercanda, bacakan cerita humor, dan cerita pengalamn lucu. Hal ini akan membuat anak lebih ekspresif terutama yang berhubungan dengan kreatifitas yang dia minati dan bakat yang dimiliki. 
10.    Melatih kemampuan otak kanan
Dengan mengajak anak-anak bernyanyi, berpuisi, menggambar, dan berbagai macam kegiatan kreatif lainnya, kemapuan otak kanan akan bekerja dengan lebih optimal. Di sekolah, biasanya anak-anak akan lebih cenderung menggunakan otak kiri, dan bila kemampuan otak kanan dan kiri bisa bekerja dengan baik dan seimbang, maka anak-anak tidak hanya akan berpeluang mendapatkan prestasi di bidang akademisa saja, melainkan bisa meraih prestasi-prestasi di bidang yang lain, misalnya kesenian.

       X.     Hubungan Antara Kreatifitas dengan Tingkat Kecerdasan ( Intelegensi ) Anak
Berdasarkan teori “ ambang intelegensi untuk kreativitas ” sampai tingkat intelegensi tertentu yang diperkirakan seputar IQ 120, ada hubungan yang erat antara intelegensi dan kretivitas. Produk kreativitas yang tinggi memerlukan tingkat intelegensi yang tinggi pula. Teori ini menemukan pula bahwa diatas ambang IQ > 120 tidak ada kolerasi yang tinggi lagi antara intelegensi dan kreativitas.



BAB III
PENUTUP

  I.            Simpulan
1.      Bakat adalah potensi yang dimiliki seseorang sebagai bawaan sejak lahir, dan masih perlu dilatih dan di bimbing namun mampu belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, tetapi hasilnya justru lebih baik.
2.      Jenis – jenis bakat sangat banyak.
3.      Untuk mengenali bakat dan kreativitas yang dimiliki anak, dapat menggunakan berbagai cara. Diantaranya adalah tes bakat dan minat, observasi, memberikan perhatian kepada anak, mengamati bakat potensi dalam lingkup keluarga besar, dan komitmen dan konsisten.
4.      Bakat dipengaruhi oleh faktor internal ( dari dalam diri anak ) dan faktor eksternal ( lingkungan sekitarnya )
5.      Cara untuk mengembangkat bakat dan kreativitas anak sangat banyak. Sebagai orang tua dan guru ( pembimbing ) harus memberi perhatian kepada anak dan mendukung bakat dan kreativitas yang dimiliki oleh anak.
6.      Kreativitas merupakan suatu hasil munculnya hasil-hasil baru kedalam tindakan.
7.      Hubungan anatar bakat, kreativitas dan tingkat intelegnsi seorang anak adalah : Anak yang berbakat akan menghasilkan hal – hal yang baru ( kreatif ) sesuai dengan bakat yang dimiliki. Dan anak seperti ini biasanya memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Namun, jika bakat dan kreativitasnya tidak dikembangkan maka bakat dan kreativitasnya akan sia – sia sehingga tingkat kecerdasannyapun akan menurun.
II.            Saran
Sebagai calon pendidik, kita harus lebih memahami tentang bakat dan kreativitas. Karena jika tidak kita tidak dapat mengenali anak yang berbakat dan yang memiliki kreativitas. Sehingga bakat dan kreativitas tersebut tidak terolah dengan baik, dan sia – sia.




DAFTAR PUSTAKA

Novikasari, Mely. 2012. Peran Keluarga dalam Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak. http://melyloelhabox.blogspot.com/2012/09/peran-keluarga-dalam-mengembangkan.html. Diakses pada Kamis, 14 November 2013 pukul 11. 30

Elvindari, Mita. 2010. Pengembangan Bakat dan Kreativitas Peserta Didik.  http://mitaelvindari.blogspot.com/2010/11/pengembangan-bakat-dan-kreativitas.html. Diakses pada Kamis, 14 November 2013 pukul 11. 45

Josua, Andi. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas. http://andijosua.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diakses pada Kamis, 14 November 2013 pukul 12. 00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar